REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Olimpiade 2020 di Tokyo digelar tanpa penonton. Kebijakan tersebut, guna meredam penyebaran virus corona. Namun bukan berarti ajang ini benar-benar sepi dari suara berisik. Para delegasi yang hadir terkadang menimbulkan kehebohan, seolah menggantikan peran penonton yang absen di arena.
"Secara teknis, tidak diperbolehkan bersorak karena resiko infeksi covid-19, tetapi aturan itu sulit ditegakkan," demikian laporan yang dikutip dari Reuters, Selasa (27/7).
Para pelatih tim basket putri Mongolia menggebarak kursi plastik di dekatnya. Itu terjadi saat pasukan mereka bertanding dalam cabang olahraga basket 3x3 di Aomi Urban Sports Park di Tokyo.
Salah satu pelatih yang bereaksi bernama Tugsjargak Sambuu. Ia mengaku bersorak atas nama seluruh suporter yang tidak bisa hadir.
"Banyak orang Mongolia tinggal di Jepang. Mereka sangat ingin menyemangati tim kami. Kami mempunyai banyak penggemar di Tokyo, tapi penonton tidak diperbolehkan (memasuki tribun)," kata Sambuu.
Ada juga yang tak terlalu mempermasalahkan absennya penonton. Pesenam Rusia Lilia Akhaimova mengatakan, ia dan rekan setimnya justru lebih termotivasi memberikan yang terbaik. Satu pesenam, mendukung pesenam lainnya. "Sejujurnya, kami tidak terlalu memperhatikan itu, karena kami saling menyemangati, kami saling berteriak," ujar Akhaimova.
Terdapat lusinan pendukung China hadir saat ganda campuran mereka Xu Xin/Liu Shiwen dikalahkan pasangan tuan rumah Jun Mizutani/Mima Ito pada cabang olahraga tenis meja. Ada suatu momen di mana seorang suporter asal Negeri Tirai Bambu berjalan ke area media, kemudian meneriakkan nama Xu/Liu. Ia memimpin dukungan untuk andalan mereka tersebut.
"Kami terbiasa dikelilingi oleh ribuan bahkan puluhan ribu pendukung China. Jadi kami tidak khawatir sama sekali," tutur pelatih tim tenis meja Jepang Yosuke Kurashima.
Kehebohan juga terjadi di Tokyo Aquatics Centre, Selasa (27/7). Saat keluar dari kolam, para penyelem yang sedang berlomba mendapat sorakan dari rekan setim, pelatih, dan ofisial.
Pesenam Jerman, Sarah Voss, mengaku...