REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Bagian dari menjadi atlet elite saat ini tidak hanya untuk mendorong batasan maksimal untuk tampil lebih baik ketika berada di arena. Persiapan fisik pun juga harus beriringan dengan kondisi kesehatan mental.
Sangat penting untuk melakukan persiapan secara mental. Atlet perlu memperoleh pendamping psikologis termasuk skrining menjelang turnamen serta kejuaraan besar seperti Olimpiade saat ini.
Michael Phelps, pemenang rekor 23 medali emas Olimpiade dari cabor renang, bukanlah satu-satunya atlet yang mengalami masalah depresi, kesehatan mental.
Teranyar, pesenam (gimnastik) Amerika Serikat (AS) Simone Biles menjadi buah bibir setelah memutuskan untuk undur diri dari final tim dalam senam Olimpiade Tokyo 2020. Biles yang masih berusia 24 tahun mengungkapkan alasan mundurnya lantaran karena mengalami kesehatan mental.
Berikut lima atlet Olimpiade Tokyo 2020 yang mengaku mengalami masalah kesehatan mental seperti dilansir City News, Kamis (29/7).
1. Naomi Osaka (Jepang)
Petenis Jepang, Naomi Osaka, dipercaya untuk membawa obor Olimpiade Tokyo 2020. Namun, secara mengejutkan ia terpaksa tersingkir dari kejuaraan tenis. Dalam pengakuannya Osaka menilai sangat berat menanggung beban besar yang diberikan oleh masyarakat Jepang. Terlebih ia masih berusia 23 tahun. Depresi yang dialami Naomi Osaka juga tak terlepas dari pengunduran dirinya pada Prancis Terbuka dan absen di Wimbledon tahun ini.
2. Sha'Carri Richardson (Amerika Serikat)
Richardson tidak merahasiakan masalah yang dihadapi saat ia bersiap untuk kejuaraan Olimpiade Tokyo 2020. Wanita tercepat asal Negeri Paman Sam itu absen setelah gagal lolos dalam tes narkoba dengan laporan penggunaan ganja. Awalnya, pelari cepat 100 meter itu akan memimpin AS. Richardson mengatakan, dirinya menggunakan ganja untuk membantu menutupi rasa sakit setelah kematian ibu kandungnya.