Rabu 08 Sep 2021 01:38 WIB

Presiden PSG dan Presiden UEFA Sindir Agnelli

Agnelli diketahui memutuskan mengundurkan diri sebagai Ketua ECA

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Muhammad Akbar
Presiden Paris Saint-Germain, Nasser Ghanim Al-Khelaifi.
Foto: AP/Claude Paris
Presiden Paris Saint-Germain, Nasser Ghanim Al-Khelaifi.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Keputusan Juventus, Real Madrid, dan Barcelona untuk mempertahankan rencana pembentukan Liga Super Eropa (ESL) berujung pada pencoretan tiga klub tersebut sebagai anggota Asosiasi Klub Eropa (ECA).

Pun dengan penunjukan Presiden Paris Saint-Germain (PSG), Nasser Al-Khelaifi, sebagai Ketua ECA untuk menggantikan Presiden Juventus, Andrea Agnelli.

Agnelli diketahui memutuskan mengundurkan diri sebagai Ketua ECA menyusul rencana pembentukan ESL pada pertengahan April silam. Agnelli bersama Presiden Real Madrid, Florentino Perez, kerap dianggap sebagai tokoh sentral dalam rencana pembentukan ESL tersebut.

Kendati begitu, ESL yang rencananya mulai digelar pada musim ini akhirnya urung terwujud. Akibat mendapatkan penolakan dari berbagai pihak, terutama kelompok suporter.

Sembilan klub dari 12 klub yang memprakarsai rencana itu pun mengundurkan diri. Meski sempat mendapatkan sanksi dari Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA), sembilan klub tersebut bisa kembali berpartisipasi di pentas Liga Champions.

Begitu pula dengan kembali diakuinya keanggotaan sembilan klub tersebut di ECA. Kembalinya sembilan klub tersebut itu diresmikan dalam Sidang Umum ECA, yang digelar di Jenewa, Swiss, Senin (6/9) waktu setempat.

Dalam kesempatan tersebut, Nasser Al-Khelaifi selaku Ketua ECA juga kembali menegaskan sikap dan dukungan terhadap UEFA, terutama soal polemik rencana penyelenggaraan ESL.

Bahkan, Al-Khelaifi menyebut, Juventus, Real Madrid, dan Barcelona sebagai klub pemberontak dan ESL merupakan upaya kudeta terhadap UEFA.

''Saat tiga klub tersebut membuang-buang energi dengan berteriak ke langit soal rencana itu, klub-klub lain justru memfokuskan energi untuk membangun masa depan yang lebih cerah buat sepak bola Eropa,'' ujar Al-Khelaifi seperti dilansir Football Italia, Selasa (7/9).

Tidak hanya itu, pengusaha asal Qatar itu juga menyindir mantan Ketua ECA, Andrea Agnelli. Menurutnya, ide pembentukan ESL merupakan cerita khayalan dan hanya diisi oleh kegagalan.

''Saya tidak mau membahas lebih lanjut soal apa yang terjadi pada April silam, apa yang mereka sebut 'Liga Super Eropa', yang ternyata tidak terlalu super. Saya tidak suka menghabiskan waktu dan fokus pada cerita khayalan dan kegagalan,'' kata Al-Khelaifi.

Presiden UEFA, Aleksander Cerefin, ternyata juga tidak mau ketinggalan. Mantan Presiden Asosiasi Sepak Bola Slovenia itu menyebut, Al-Khelaifi sebagai pemimpin yang bertanggung jawab, berbeda dengan sikap yang ditunjukan Ketua ECA sebelumnya.

Kendati tidak menyebutkan nama secara spesifik, pernyataan Cerefin ini begitu jelas merujuk pada sikap Agnelli saat memutuskan mundur dari kursi Ketua ECA.

''Al-Khelaifi adalah kapten yang bagus, yang mengambil alih sebuah kapal, saat kapten sebelumnya memilih untuk meninggalkan kapal tersebut,'' kata Cerefin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement