REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- The Guardian melaporkan bahwa pemerintahan baru Afghanistan, Taliban, akan melarang wanita Afghanistan, termasuk tim kriket wanita nasional negara itu, untuk berpartisipasi dalam olahraga.
Wakil kepala komisi budaya Taliban, Ahmadullah Wasiq, mengatakan olahraga wanita dianggap tidak pantas atau tidak perlu.
"Saya tidak berpikir perempuan akan diizinkan bermain kriket karena perempuan tidak harus bermain kriket," kata Wasiq dalam wawancara dengan penyiar Australia SBS, dikutip dari Guerilla Cricket, Rabu (8/9).
"Dalam kriket, mereka mungkin menghadapi situasi di mana wajah dan tubuh mereka tidak akan ditutup. Islam tidak mengizinkan wanita terlihat seperti ini," ujarnya.
"Ini adalah era media, dan akan ada foto dan video, dan kemudian orang-orang menontonnya. Islam dan Islami Emirate (Afghanistan) tidak mengizinkan wanita bermain kriket atau olahraga yang membuat mereka terekspos," tambah Wasiq.
Baca juga : Diaspora Indonesia Mengingat Serangan 11 September
Sementara, pejabat di dewan kriket Afghanistan mengatakan belum ada komunikasi formal mengenai nasib kriket wanita, namun menurut The Guardian, program dewan untuk anak perempuan sudah ditangguhkan.
Olahragawan, termasuk pemain kriket, telah bersembunyi di Afghanistan sejak Taliban mengambil alih, dengan beberapa wanita melaporkan ancaman kekerasan dari pejuang Taliban jika mereka ketahuan bermain, kata laporan itu.