Sabtu 11 Sep 2021 07:28 WIB

Khedira Bicara Tentang Allegri, Ronaldo, dan Dybala

Menurut Khedira, Allegri sosok terbaik yang pernah ia temui dalam sepak bola.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Endro Yuwanto
Sami Khedira saat masih membela Juventus.
Foto: EPA-EFE/Maurizio Brambatti
Sami Khedira saat masih membela Juventus.

REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Mantan gelandang Juventus, Sami Khedira berbicara tentang pelatih Massimiliano Allegri. Menurut Khedira, Allegri sosok terbaik yang pernah ia temui dalam sepak bola.

Keduanya sering berbicara banyak hal. Selain seputar lapangan hijau, mereka membahas perjalanan, makanan, dan sebagainya.

Khedira sudah gantung sepatu dari aktivitas mengolah si kulit bundar. Sementara, Allegri baru saja kembali menjadi pelatih Bianconeri.

"Butuh waktu bagi skuad untuk menyesuaikan diri dengannya. Tetapi saya yakin, dia akan menang lagi, dan saya melihat Juve favorit peraih scudetto," kata gelandang berkebangsaan Jerman ini, dikutip dari Football Italia, Sabtu (11/9).

Khedira juga menyinggung situasi Cristiano Ronaldo. Kapten Portugal itu sudah hengkang dari si Nyonya Tua.

Ronaldo kembali ke Manchester United. Menurut Khedira, Ronaldo, pemain terbaik yang pernah setim dengannya.

Ia mengakui CR7 memiliki ego yang besar. Sang bintang enggan merepotkan diri membantu pertahanan di sebuah pertandingan.

"Tapi lihat seberapa banyak dia menang. Terkadang lebih baik hanya memiliki sembilan pemain untuk bertahan, dan kemudian Cristiano tetap berada di dekat gawang lawan," ujar Khedira.

Tak lupa, juara Piala Dunia 2014 ini membahas Paulo Dybala. Nama terakhir, disebut-sebut memiliki bakat kelas dunia.

Namun Dybala belum sepenuhnya berkembang. Khedira mengetahui penyebabnya.

"Paulo membutuhkan pengawal di lapangan. Seseorang yang bisa melindunginya, dan membiarkan dia memberikan yang terbaik. Dia terlalu banyak riwayat cedera, masalah di luar sepak bola. Dia harus tetap fokus dan menjaga tubuhnya," ujar pria 34 tahun ini.

Khedira mengakui kualitas kelas wahid Dybala. Tapi sang penyerang terlalu memberi beban berat pada diri sendiri.

"Dia berpikir, dia harus melakukan semuanya. Mengoper bola, menciptakan peluang, menjadi pemimpin. Saya ingat betapa tegangnya dia di final Liga Champions 2017, itu memengaruhinya," jelas sosok yang juga pernah membela Real Madrid ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement