Ahad 12 Sep 2021 22:05 WIB

Alan Shearer Muak dengan Newcastle 

Legenda The Magpies mengecam kebijakan atau ambisi klub masa mudanya.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
 Pemain Newcastle Javier Manquillo, kanan, merayakan setelah mencetak gol pertama timnya selama pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Manchester United dan Newcastle United di stadion Old Trafford di Manchester, Inggris,Sabtu (11/9).
Foto: AP/Rui Vieira
Pemain Newcastle Javier Manquillo, kanan, merayakan setelah mencetak gol pertama timnya selama pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Manchester United dan Newcastle United di stadion Old Trafford di Manchester, Inggris,Sabtu (11/9).

REPUBLIKA.CO.ID, NEWCASTLE -- Legenda Newcastle United Alan Shearer muak dengan mantan klubnya yang menurutnya tak punya harapan atau ambisi setelah dikalahkan 1-4 oleh Manchester United di Old Trafford, Sabtu (11/9) malam WIB. Gol Javier Manquillo sempat menyamakan kedudukan dari gol pertama Cristiano Ronaldo. Tetapi Ronaldo mencetak gol lagi dan disusul oleh gol dari Bruno Fernandes dan Jesse Lingard. Pria berusia 51 tahun itu benci dengan situasi Newcastle saat ini. 

"Saya benci dengan klub saya saat ini dan yang apa telah mereka lakukan selama ini," kata Shearer dikutip dari Sheilds Gazette, Ahad (12/9). 

"Sudah lama sekali sekarang. Ini adalah klub sepak bola yang hampa dan kosong. Tidak ada harapan atau ambisi dan jujur ​​saja saya muak dengan itu. Salin, tempel, ulangi setiap musim," ujarnya. 

Dengan empat pertandingan berlalu dan hanya satu poin di klasemen, ditambah dengan kurangnya aktivitas transfer klub, frustrasi Shearer semakin jelas. 

Legenda The Magpies mengecam kebijakan atau ambisi klub masa mudanya yang gagal, yang tidak banyak berubah sejak Shearer menjadi manajer sementara pada 2009. 

"Mereka memberi pemain yang telah berada di klub sepak bola kontrak baru karena mereka tidak dapat menjualnya," kata dia. 

Kemudian, kata dia, mereka memiliki alasan bahwa mereka tidak dapat membawa pemain lain ke klub sepak bola karena para pemain itu dibayar gaji. 

"Para penggemar pantas mendapatkan yang lebih baik. Setiap manajer memiliki masalah yang sama. Seperti yang saya katakan, ini menyalin, menempel, mengulangi setiap musim," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement