REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Manajer Liverpool Juergen Klopp mengatakan timnya terbawa oleh gaya permainan sepak bola mereka sendiri setelah memetik kemenangan 3-2 atas AC Milan dalam pertandingan pembuka Grup B Liga Champions di Anfield, Kamis (16/9) dini hari WIB. Liverpool memulai laga dengan kuat, menekan tamunya bertubi-tubi, tapi kemudian tertinggal 1-2 sebelum akhirnya mampu membalikkan keadaan.
The Reds memaksa Fikayo Tomori menjebol gawang sendiri pada menit kesembilan. Liverpool tercatat melepaskan 13 percobaan gol dalam 15 menit pertama, tetapi dihukum oleh gol Ante Rebic dan Brahim Diaz sesaat sebelum turun minum.
Mohamed Salah, yang gagal mengeksekusi penalti pada babak pertama, menyamakan skor pada menit ke-48 memanfaatkan umpan Divock Origi. Jordan Henderson kemudian menentukan kemenangan Liverpool lewat gol pada menit ke-69 untuk mengamankan tiga poin penting dalam grup neraka yang juga diisi Porto dan Atletico Madrid.
"Kami memulai dengan sangat baik. Kami menampilkan permainan yang super, super. Pertandingan yang intens tetapi masih dalam koridor sepak bola," kata Klopp tentang awal yang luar biasa dari Liverpool untuk bentrokan ketiga kedua tim.
Klopp mengakui timnya dihukum pada pengujung babak pertama. Beruntung, mereka cepat bangkit. “Kami terbawa oleh sepak bola kami sendiri. Kami tidak membuatnya sederhana lagi, dari sisi ofensif dan defensif kami tidak terorganisasi lagi,” tutur Klopp.
Baca juga : Sebastien Haller Cetak Empat Gol, Ajax Lumat Sporting 5-1
Dalam situasi tersebut, kata Klopp, ia tidak merasakan Liverpool tak bisa kembali ke permainan. Keyakinannya terbukti karena Liverpool kembali ke cara mereka bermain pada awal laga dan kemudian mencetak gol-gol indah. “Itu pantas, tetapi kami mendapati 10 menit di mana Milan hampir mengubah keseluruhan pertandingan," ujar Klopp memuji lawannya yang baru kembali ke Liga Champions setelah terakhir kali berlaga pada musim 2013/2014.
Secara keseluruhan, Klopp mengaku menikmati permainan timnya, meskipun tak berharap Liverpool mengalami lagi tekanan selama 10 menit yang diberikan Milan tersebut ke depannya.
Klopp menikmati kembalinya penonton ke Anfield. Ia mengepalkan tinju ke udara berulang kali setelah peluit akhir, sebuah ritual yang biasa ia lakukan di hadapan pendukung Liverpool saat menang .