REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Dua klub raksasa Eropa, Manchester United (MU) dan Barcelona, harus menerima kenyataan pahit usai keok dari lawan-lawannya di laga perdana Grup F Liga Champions. MU yang menjadi favorit saat bertandang ke markas Young Boys, justru tumbang 1-2, Rabu (15/9).
Kekalahan atas Young Boys menjadi kekalahan kedua MU dalam laga perdana Liga Champions, sejak kalah dari PSV pada musim 2015/2016 ketika dilatih Louis van Gaal. MU harus tampil dengan 10 pemain selama 55 menit saat masih unggul 1-0 ketika Aaron Wan-Bissaka diganjar kartu merah.
Performa skuad asuhan Ole Gunnar Solskjaer itu memang mengecewakan. Cristiano Ronaldo dkk kalah agresif dari tuan rumah, dengan hanya dua kali melakukan percobaan mencetak gol, dibandingkan 17 kali yang dilakukan Young Boys.
Armada Iblis Merah bahkan terlihat kesulitan membuka peluang saat masih memiliki 11 pemain, meski kerja sama Bruno Fernandes dan Ronaldo mampu memecahkan kebuntuan. Tapi pada babak kedua, Solskjaer memainkan lima pemain bertahan dan dua gelandang bertahan untuk mempertahankan keunggulan. Sayang, strategi bertahan itu tak mampu membuat MU terhindar dari kekalahan.
Strategi Solskjaer menarik Ronaldo, Fernandes, dan Donny Van de Beek justru makin membuat kubu lawan leluasa menyerang karena tidak ada ancaman lagi di lini belakang. Alih-alih menguasai bola, MU justru kalah dominan dari wakil Swiss tersebut.
''Kurangnya konsentrasi, membuat kesalahan, dan kami mendapatkan hukuman. Kami melakukan itu tahun lalu. Kami kebobolan dua gol lewat serangan balik melawan Istanbul Basaksehir dan kami kalah dalam laga tersebut,'' kata Solskjaer dikutip dari Skysports, Rabu (15/9).
Di Spanyol, hasil mengecewakan juga didapat oleh Barcelona dalam laga perdana Grup E. Alih-alih balas dendam dari kekalahan 2-8 dari Bayern Muenchen, La Blaugrana justru tumbang 0-3. Barca tampil bertahan melawan the Bavarians, dan berusaha menemukan celah untuk melakukan serangan balik. Tapi skuad asuhan Ronald Koeman itu tidak mampu membuat satu pun peluang untuk mencetak gol.
Akibatnya, Muenchen mendominasi pertandingan sehingga membuat Thomas Mueller dan Robert Lewandowski membobolan gawang Barca. Memang bisa dimaklumi alasan Koeman meminta pemainnya tampil bertahan. Muenchen memiliki kedalaman skuad yang lebih baik dibanding timnya. Apalagi, hanya ada tiga penyerang yang bisa dimainkan Barcelona, dengan cederanya Sergio Aguero, Ansu Fati, dan Ousmane Dembele.
''Saya tidak bisa komplain soal sikap (pemain), tapi ada perbedaan kualitas. Bayern adalah tim yang telah cukup lama bersama dan juga pemain cadangan yang telah meningkat,'' kata Koeman dikutip dari Marca.
Pelatih asal Belanda itu mengeklaim, taktiknya sempat berjalan dengan baik saat menguasai pertandingan. Namun Muenchen lebih banyak bermain di lapangan tengah, yang membuat timnya kesulitan menutup celah. Koeman pun meminta fan untuk bersabar agar bisa membawa Barca memangkas jarak dengan tim yang lebih kuat di masa depan.
''Ada pemain yang masih berusia 19 dan 20 tahun. Jika kalian bandingkan mereka dengan pemain yang dimiliki (Muenchen), ada perbedaan. Sementara itu, nanti perbedaan akan semakin kecil,'' kilah Koeman.
Di sisi lain, Romelu Lukaku kembali membawa kemenangan untuk Chelsea, saat mengalahkan Zenit 1-0. Sementara itu, di laga Grup H lainnya, Juventus mampu bangkit dari keterpurukan di Seri A, dengan kemenangan telak 3-0 atas Malmo. Tiga gol Juventus dicetak oleh Alex Sandro, Paulo Dybala, dan Alvaro Morata.