REPUBLIKA.CO.ID, NEWCASTLE --Konsorsium bekingan Arab Saudi disebut tinggal selangkah lagi mengambil alih Newcastle United, dari pemilik Mike Ashley. Hal tersebut setelah konsorsium itu telah menyelesaikan rintangan terbesar terkait hak siar dengan beIN Sports.
Musim panas tahun lalu, proses ambil alih the Magpies sudah hampir selesai. Tapi kesepakatan gagal terwujud, karena konsorsium gagal meyakinkan pemilik dan direktur Liga Primer dengan alasan yang berbeda.
Dikutip dari Ninetyminutesonline, Kamis (7/10), salah satu kekhawatiran mereka adalah penyiaran pertandingan Liga Inggris, UEFA dan FIFA secara ilegal, yang berada di belakang jaringan beoutQ selama beberapa tahun.
Hal ini pun menimbulkan sengketa dengan beIN Sports, perusahaan yang berbasis di Qatar. Karena telah selesai, Mike Ashley diyakini akan melepas kepemilikannya di Newcastle selama 14 tahun dalam 24 jam.
BeIN Sports mengklaim menelan kerugian sampai 1 miliar poundsterling akibat website bajakan dalam tayangan ilegal di Saudi tersebut. Saudi masih mendiskusikan soal potensi kerugian tersebut.
Tapi kini sudah terbebas dari larangan menayangkan pertandingan selama empat tahun, yang membuat mereka bisa kembali menyiarkan secara legal lagi.
Selain itu, ada jaminan situs bajakan tersebut akan ditutup di Saudi. Kekhawatiran lain dari Liga Primer adalah, pemilik konsorsium itu berada dalam kendali Saudi Public Investment Fund (PIF), yang dipimpin oleh Pangeran Mohammed bin Salman.
Namun kerajaan Saudi memastikan kalau negara tidak akan terlibat dalam aktivitas harian di Newcastle. Konsorsium akan dijalankan tanpa bantuan dari PIF.