REPUBLIKA.CO.ID, NEWCASTLE--Pelatih Newcastle United Steve Bruce mengakui ada kekhawatiran terhadap nasib pekerjaannya setelah konsorsium yang dipimpin Arab Saudi menyelesaikan akuisisi Newcastle dari Mike Ashley. Bruce sadar mungkin pemilik baru ingin membuat perubahan pada staf pelatih saat ini.
Kekhawatiran Bruce mungkin cukup masuk akal mengingat posisi The Magpies berada di posisi ke-19 klasemen sementara. Posisi tak menyenangkan bagi pemilik baru yang mempunyai ambisi mengangkat tropi Liga Inggris dalam satu dekade ke depan.
Namun Bruce ingin menunjukkan kepada pemiliki baru bahwa dirinya bisa memberikan yang terbaik untuk tim. Pelatih 60 tahun tersebut ingin bertahan di klub ini sehingga meminta kesempatan agar tetap menjadi pelatih Newcastle.
“Tetapi Anda harus realistis dan mereka mungkin ingin manajer baru meluncurkan sesuatu untuknya. Mereka,” ujarnya dilansir dari tribalfootball, Jumat (8/10).
Ia menegaskan pemilik baru biasanya menginginkan pelatih baru. Bruce cukup paham dengan kondisi seperti itu. Sebagai pelatih ia hanya pasrah karena keputusan ada di pihak pemilik. Bruce akan menerima apapun keputusan klub.
Bruce akan menantikan pertemuan dengan pemilik baru dan berbicara mengenai rencana ke depan. Ia akan menunggu waktu yang tepat membicarakan hal tersebut.
"Jika saya tidak berhasil mencapai 1.000 pertandingan melawan Spurs, Anda mungkin mengatakan itu hanya bisa terjadi pada saya, tetapi saya tidak berpikir itu akan kejam. Ini hanya sepak bola,” kata Bruce.
Sebagaimana diketahui Dana Investasi Publik (PIF) yang terdiri dari PCP Capital Partners dan RB Sports & Media telah resmi mengakuisis Newcastle sekaligus mengakhiri 14 tahun kekuasaan Mike Ashley.
Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed Bon Salman akan memiliki 80 persen saham. Sementara Amanda Staveley yang memimpin pengambil alihan selama beberapa tahun akan mendapatkan 10 persen saham dan kursi di dewan direksi.