REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Liga Mahasiswa (LIMA) berencana kembali menggulirkan kompetisi bola basket antarperguruan tinggi pada November 2021. Dalam mempersiapkan kompetisi bola basket paling bergengsi antar mahasiswa tersebut, LIMA melakukan inovasi terkait aturan peserta yang berpartisipasi. Aturan anyar tersebut di antara mengizinkan pemain profesional dengan status mahasiswa yang berlaga di Indonesia Basketball League (IBL) dapat membela kampus masing-masing.
Aturan tersebut sebelumnya juga telah mendapatkan dukungan dari PP Perbasi selaku induk bola basket di Indonesia. Melalui surat rekomendasinya, Perbasi berpandangan bahwa kebijakan tersebut baik karena bisa memberikan kesempatan bermain lebih banyak kepada pemain yang berstatus mahasiswa aktif.
PP Perbasi mendukung dan memberikan izin untuk pemain dengan level lebih tinggi termasuk liga professional Indonesia, dalam hal ini IBL, untuk dapat bermain di LIMA.
Aturan ini juga menjadi asa bagi atlet yang berlaga di IBL untuk kembali berjuang membanggakan kampus mereka. Pemain Satya Wacana Saint Salatiga dan mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana, Alexander Franklyn mengungkapkan dengan terlibatnya pemain profesional mampu meningkatkan kompetisi LIMA dan membuat pertandingan semakin menarik.
“Aturan memperbolehkan pemain IBL untuk bermain di LIMA merupakan ide bagus. Karena akan membuat Liga Mahasiswa semakin seru, maju dan berkembang. Dengan dipanggilnya pemain IBL untuk bela kampus tentu kami harus kasih yg terbaik buat kampus,” ujar Alexander.
Berdasarkan rekomendasi dari PP Perbasi setiap tim perguruan tinggi dapat mendaftarkan maksimal lima pemain profesional. Dalam pertandingan hanya boleh dimainkan tiga orang dengan dua orang pemain bermain secara bersamaan di lapangan.
Selain keikutsertaan pemain profesional, LIMA juga akan memberlakukan mekanisme penyaringan lebih ketat dari tahun sebelumnya. Penyaringan peserta ini akan menggunakan seleksi berjenjang bagi setiap tim pendaftar. Selain itu, LIMA juga akan mempertimbangkan nilai koefisien setiap tim bola basket yang telah dimiliki sejak 2015.
LIMA berharap dengan penerapan aturan tersebut dapat meningkatkan industri olahraga bola basket khususnya di tingkat mahasiswa. Junas Miradiarsyah selaku Direktur LIMA menyampaikan dengan aturan ini semoga meningkatkan rasa kompetitif seluruh mahasiswa sekaligus memberikan manfaat yang lebih besar bagi mereka.
“Dengan kompetisi yang semakin baik, tentu menumbuhkan rasa antusiasme universitas dalam mendapatkan talenta pemain terbaik semakin besar. kemudian, pertandingan akan berlangsung lebih kompetitif dan ini bisa memberikan peningkatan pengetahuan dan kemampuan bagi setiap pemain maupun tim,” kata Junas.