Sabtu 23 Oct 2021 16:55 WIB

Patrice Evra Akui Pernah Alami Pelecehan Seksual

Evra menyesal bungkam selama bertahun-tahun soal pelecehan seksual ini.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Israr Itah
Eks bek Manchester United dan Juventus, Patrice Evra, mengaku pernah menjadi korban pelecehan seksual saat masih remaja.
Foto: EPA/GUILLAUME HORCAJUELO
Eks bek Manchester United dan Juventus, Patrice Evra, mengaku pernah menjadi korban pelecehan seksual saat masih remaja.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Mantan bek kiri Manchester United (MU) Patrice Evra mengungkapkan pernah mendapatkan pelecehan seksual dari guru sekolahnya saat masih berusia 13 tahun. Pelecehan seksual itu terjadi saat Evra berada di rumah guru sekolahnya tersebut. 

Pengalaman pahit itu diungkapkan Evra dalam salah satu bagian di buku otobiografinya, yang bertajuk 'I Love This Game'. Dalam usia 13 tahun, mantan bek kiri timnas Prancis itu memutuskan meninggalkan rumahnya dan pindah ke rumah gurunya agar lebih mudah dalam meniti karier sebagai pesepak bola profesional. Namun, Evra malah mendapatkan pengalaman pahit di sana. 

Baca Juga

"Saat itu adalah masa-masa yang begitu berat buat saya. Saya sempat mengungkapkan hal ini kepada saudara, teman dekat, dan ibu saya. Saya tidak mau, orang merasa kasihan kepada saya," kata Evra dalam wawacara dengan The Times, dilansir dari Marca, Sabtu (23/10). 

Hal terberat, tutur Evra, adalah saat menceritakan pengalaman pahitnya tersebut kepada sang ibu. Setelah sekian lama merahasiakan pengalamannya itu, mantan bek sayap AS Monaco itu mengakui, baru dua pekan lalu mengungkapkan pelecehan seksual yang pernah dialaminya tersebut kepada ibunya. 

"Itu situasi yang sangat berat. Tidak ada ibu yang mau mendengar hal itu keluar dari mulut anaknya sendiri. Tentu, dia terkejut. Dia juga sangat marah. Dia sempat meminta untuk tidak menceritakan pengalaman itu di buku ini (buku otobiografinya), karena itu adalah masalah personal. Namun, saya berkata,'Ini bukan soal saya, ini soal anak-anak lain (yang dapat menjadi korban pelecehan seksual)'. Akhirnya dia mengerti," ujar mantan bek sayap Juventus itu. 

Kini, penyesalan terbesar Evra adalah keputusannya untuk bungkam selama bertahun-tahun usai menjadi korban pelecehan seksual tersebut. Sebab, pengungkapan pengalaman buruk itu sebenarnya bisa membantu mencegah anak-anak lain mendapatkan perlakuan serupa. 

Evra pun tidak mau melihat dirinya sebagai korban pelecehan seksual. "Saya lebih senang menjadi inspirasi dan contoh, ketimbang dianggap sebagai korban," tutur eks pemain yang meraih lima gelar Liga Primer Inggris dan satu trofi Liga Champions selama sembilan musim mengenakan seragam United. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement