Selasa 26 Oct 2021 18:35 WIB

Kematian Maradona, Pengacara: Perawatan Medis Sangat Buruk

Ada banyak kesalahan yang dilakukan karena Diego meninggal

Dua orang berjalan di depan mural karya seniman Eme Freethinker untuk menghormati mendiang legenda sepak bola Argentina Diego Maradona, di dinding grafiti di Mauerpark di Berlin, Jerman, Senin, 30 November, pemain sepak bola Argentina meninggal dunia karena serangan jantung di rumahnya Rabu, 25 November, pada usia 60. 2020. Slogannya berbunyi: Tuhan adalah kematian.
Foto: AP/Markus Schreiber
Dua orang berjalan di depan mural karya seniman Eme Freethinker untuk menghormati mendiang legenda sepak bola Argentina Diego Maradona, di dinding grafiti di Mauerpark di Berlin, Jerman, Senin, 30 November, pemain sepak bola Argentina meninggal dunia karena serangan jantung di rumahnya Rabu, 25 November, pada usia 60. 2020. Slogannya berbunyi: Tuhan adalah kematian.

REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES — Mantan pengacara Diego Maradona mengatakan, perawatan medis yang diberikan kepada kliennya sangat buruk, setelah memberikan kesaksian dalam penyelidikan kematian bintang sepak bola Argentina tersebut.

"Ada banyak kesalahan yang dilakukan karena Diego meninggal, mereka menggelembungkan pria malang itu sampai jantungnya meledak," ujar Matias Morla kepada wartawan setelah lebih dari tiga jam kesaksiannya di kantor kejaksaan di San Isidro, Selasa (26/10).

Pihak berwenang di kota di pinggiran utara Buenos Aires itu sedang menyelidiki penyebab kematian Maradona.

“Perawatan medis yang diterima Maradona sangat buruk, itu sebabnya dia meninggal," tambah Morla.

Maradona meninggal karena serangan jantung pada 25 November dalam usia 60 tahun saat pulih dari operasi untuk menghilangkan gumpalan darah di kepalanya.

Dia juga menderita masalah ginjal dan hati, gagal jantung, kerusakan saraf, dan kecanduan alkohol dan obat-obatan.

Mendiang pemain sepak bola hebat itu menjalani pemulihan di kediaman pribadi di bawah pengawasan tim medis yang beranggotakan tujuh orang.

Anggota tim telah bersaksi dalam penyelidikan untuk menentukan apakah ada kelalaian atau malpraktik dalam perawatan Maradona.

Morla mengatakan, selama kunjungan terakhirnya kepada Maradona pada 16 November, dia memiliki suara yang aneh, seperti robot, sangat tinggi, dan terputus-putus.

“Saya memberi tahu semua orang tentang kondisi Diego," ujar Morla.

"Saya kemudian menyadari itu karena jumlah air yang tertahan di tubuhnya."

Pengacara itu mengecam keputusan keluarga Maradona agar ia melakukan pemulihan di luar rumah sakit.

“Maradona tidak punya alasan untuk pergi ke rumah ketika dokter mengatakan dia harus tinggal di klinik,” tambah Morla, yang yakin kliennya telah disia-siakan oleh putrinya.

"Tapi satu hal adalah tanggung jawab moral dan yang lainnya adalah tanggung jawab hukum."

Dua putri Maradona yang lebih tua Dalma dan Gianinna pada Agustus dituduh melecehkan Morla secara online.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement