Rabu 03 Nov 2021 14:56 WIB

Mawar Merah Bernama Liga Primer Inggris

Melimpahnya alokasi dana belanja pemain jadi magnet tersendiri bagi para pelatih.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Gilang Akbar Prambadi
 Pemain Manchester United Edinson Cavani, kanan, merayakan setelah mencetak gol kedua timnya pada pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Tottenham Hotspur dan Manchester United di Stadion Tottenham Hotspur di London, Ahad (31/10).
Foto: AP Photo/Frank Augstein
Pemain Manchester United Edinson Cavani, kanan, merayakan setelah mencetak gol kedua timnya pada pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Tottenham Hotspur dan Manchester United di Stadion Tottenham Hotspur di London, Ahad (31/10).

REPUBLIKA.CO.ID, NEWCASTLE -- Penggemar klub Newcastle United tengah menanti awal baru dari era konsorsium Arab Saudi di Stadion St James Park. Kehadiran investor baru diyakini dapat mendongkrak kembali popularitas tim berjuluk the Magpies.

Sepeninggalnya orang nomor satu sebelumnya, Mike Ashley, kesebelasan pemilik empat gelar trofi Liga Inggris resmi diakusisi oleh grup investor kerajaan Arab Saudi melalui Public Investment Fund alias dana investasi publik awal bulan Oktober kemarin.

Newcastle yang kerap pontang-panting bersaing di belantara kompetisi Liga Primer Inggris, sekejap, diklaim bakal jadi penantang perebutan gelar liga. Reputasinya kini melejit dan dicap 'klub sultan'.

Praktis kehadiran sultan Arab Saudi menghadirkan sejuta harapan dibenak pendukung the Toon Army. Bahkan, Newcastle bisa saja meraih kesuksesan lebih dari era Alan Shearer pun Kevin Keegan.

Untuk mengawali dasar kekuatan tim, direksi klub berencana mendatangkan pelatih top Eropa. Beberapa nama menyeruak dari Erik Ten Hag, Paulo Fonseca, Rafael Benitez, Eddie Howe, Zinedine Zidane, pun Unai Emery.

Menurut beberapa surat kabar olahraga Inggris, pencarian pelatih baru Newcastle telah mengerucut menjadi dua nama.

Dua nama terakhir, Unai Emery dan Eddie Howe jadi pilihan terdepan. Emery, diklaim kandidat utama sedangkan eks juru taktik AFC Bournemouth Eddie Howe jadi opsi alternatif.

Kabarnya pembicaraan pihak klub dengan perwakilan Emery sedang berlangsung. Tetapi, dikutip 90 min, Rabu (3/11),  dikabarkan pihak terkait yakni Emery belum menerima tawaran apa pun dari kubu Newcastle.

"Newcastle menunjukkan minat tapi saya hanya fokus ke pertandingan saat ini. Sementara, tidak ada tawaran langsung dan mereka harus lebih dahulu melalui klub. Saya sendiri tak menutup dan membuka pintu untuk pindah," kata Unai Emery menjelaskan.

Pernyataan Emery muncul setelah presiden Villarreal, Fernando Roig bersikeras dirinya belum mendengar kabar dari Newcastle tentang rumor ketertarikan kepada entrenador asal Spanyol itu.

Roig berkomentar dengan menyangkal pendekatan resmi telah dilakukan. "Saya sama sekali tidak tahu tentang pendekatan apa pun. Yang saya tahu adalah dia memiliki kontrak dengan kami dan itu harus dipenuhi. Saya tidak meragukan profesionalisme Emery," kata Roig kepada Movistar.

Roig sendiri merasa tak khawatir dengan kepergian Emery nantinya. Ia menilai pelatih jelas akan datang dan pergi dari klub. Tetapi, para fan setia bakal selalu berada dibelakang untuk mendukung tim.

"Yang penting adalah penggemar tidak dapat dibeli. Mereka tidak pergi ke Newcastle atau Manchester United," sambung Roig menyindir soal kehadiran investor baru Newcastle.

Terlepas dari klaim Roig, 90min memahami bahwa pemilik baru Newcastle yakin Emery adalah orang yang tepat untuk mereka dan dikatakan apabila Emery sendiri siap untuk kembali ke Inggris setelah mantra singkatnya bersama Arsenal tak berbuah hasil.

Newcastle akan menghadapi Brighton and Hove Albion akhir pekan ini dengan pelatih kepala sementara Graeme Jones akan mengambil alih, tetapi keyakinan di dalam klub adalah bahwa bos baru mereka akan dikonfirmasi sebelum pertandingan itu.

The Magpies sementara tercecer di zona degradasi, peringkat 19, dengan baru mengoleksi empat angka dari 10 pertandingan, empat imbang, dan enam kekalahan.

Pesona Liga Primer Inggris jelas sulit ditampik Emery, setidaknya, untuk menolak memberikan komentar. Selain masih penasaran karena gagal bersama Arsenal, kompetisi di Bumi Ratu Elizabeth memang menggiurkan untuk memoles CV kepelatihannya.

Di Inggris, pelatih-pelatih top berkumpul. Sebut saja Josep Guardiola, Juergen Klopp, Thomas Tuchel, Rafael Benitez, dan yang terbaru, Antonio Conte.

Saat ini, Liga Primer Inggris boleh dibilang sedang menjadi raja di kancah perligaan dunia. Tengoklah musim lalu ketika Liga Europa dan Liga Champions begitu dominan dikuasai oleh klub-klub Liga Primer Inggris.

Uang jadi faktor utama. Melimpahnya alokasi dana untuk belanja pemain jadi magnet tersendiri bagi para pelatih.

Ongkos belanja triliunan rupiah bukanlah masalah bagi klub-klub Liga Primer Inggris.

Namun, bak bunga mawar merah, aroma menggoda dan indahnya rupa Liga Primer Inggris mesti hati-hati disikapi oleh siapapun yang tergoda untuk melatih.

Tekanan dari manajemen, suporter, bahkan media kepada pelatih bagaikan duri di tangkai bunga mawar.

Nuno Espirito Santo adalah korban terbaru. Ia baru empat bulan melatih Spurs. The Lilywhites bukanlah klub langganan juara. Namun, ekspektasi begitu tinggi ditancapkan para bos klub.

Pemecatannya mungkin sedikit merusak reputasi pelatih yang pernah membawa Wolverhampton Wanderes jadi klub yang disegani itu. Namun untuk urusan kantong, Nuno menjadi saksi dari indahnya mawar merah bernama Liga Primer Inggris.

Total, mantan pelatih Wolves itu akan mengantongi 14 juta euro atau sekitar Rp 272 miliar. Spurs sebenarnya bisa saja memecatnya tanpa kompensasi.

Dikutip dari Tribalfootball, salah satu klausul kontrak Nuno menyebutkan, Spurs bisa mengakhiri jabatan pelatih utama mereka jika gagal finis di enam besar Liga Primer Inggris. 

Namun, sikap Spurs yang tetap mendepak Nuno di tengah jalan menunjukkan betapa kayanya klub asal London Utara itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement