Selasa 09 Nov 2021 12:31 WIB

Xavi Jelaskan Filosofi Permainan Barcelona di Tangannya

Xavi menyebut sepak bola yang dikembangkannya berdasarkan ide Johan Cruyff.

Pelatih baru Barcelona Xavi Hernandez saat perkenalan di Camp Nou, Barcelona, Senin (8/11).
Foto: EPA-EFE/Alejandro Garcia
Pelatih baru Barcelona Xavi Hernandez saat perkenalan di Camp Nou, Barcelona, Senin (8/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Barcelona memperkenalkan Xavi Hernandez sebagai pelatih baru mereka pada Senin (9/11) di Camp Nou. Dalam presentasinya, Xavi menjelaskan banyak hal, termasuk gaya permainan Barcelona di tangannya. Menurut Xavi, permainan Barcelona nanti tak sekadar sistem, melainkan ide. 

“Kami percaya bahwa cara terbaik untuk menang adalah dengan bermain dengan baik,” kata Xavi dikutip Marca.

Baca Juga

Ia menegaskan semua cara bermain sama terhormatnya. Namun ia memilih Barcelona memainkan sepak bola dengan bahagia. Caranya dengan menyerang, tanpa berspekulasi, dengan tekanan tinggi, dam dengan penguasaan bola. Kemudian para pemain hjarus mengetahui mengapa hal itu dilakukan. 

“Kami akan mencoba membantu mereka. Pada akhirnya, itu ide (Johan) Cruyff. Bek pertama saya adalah striker dan penyerang pertama saya adalah penjaga gawang. Anda harus bekerja secara taktis, tahu apa yang harus dilakukan di lapangan dalam situasi yang berbeda,” kata Xavi.

Xavi juga menjelaskan mengapa dia menolak tawaran Barcelona untuk mengambil alih tim pada masa lalu. Ia merasa saat itu bukan momen yang tepat baginya menerima tawaran tersebut, baik di level keluarga maupun sepak bola.

"Saya juga percaya bahwa itu masih awal. Kemudian, dengan pemilihan (presiden Barceona) di antaranya, sepertinya bukan saat yang tepat,” kata dia.

“Sekarang, saya memiliki hubungan yang sangat baik dengan Joan [Laporta]. Saya pikir dia adalah presiden terbaik yang pernah dimiliki klub ini. Dia menelepon saya dan saya tidak ragu. Ada lebih banyak keraguan keluarga.

Ia mengatakan, telah hidup dengan sangat baik di Qatar bersama dua anak kecilnya. Namun ia menerima tawaran itu karena tahu Laporta adalah orang yang berbicara dengan jelas. Ia juga melihat dewan klub menjaga Barcelona dengan baik.

Dalam kesempatan ini, Xavi juga mengungkapkan pernah ditawarkan bergabung ke dalam tim kepelatihan di bawah komando Tite. Nantinya, Xavi yang akan memegang tongkat estafet kepemimpinan selepas Tite mundur pada Piala Dunia 2022. Namun ia menolaknya.

"Mimpi saya adalah datang ke Barcelona. Saya merasa siap, sangat percaya diri, saya merasa inilah saatnya," katanya.

Sebelum bergabung dengan Barcelona, Xavi hanya memegang Al Sadd di Qatar. Selama dua setengah tahun, Al Sadd mengoleksi tujuh trofi. Dia mengoleksi 67 kemenangan, 17 hasil seri, dan 18 kekalahan. Al-Sadd pada era Xavi membukukan 280 gol dan kemasukan 130 gol.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement