Sabtu 13 Nov 2021 22:40 WIB

Jorginho... Oh... Jorginho...

Akibat sepakannya melambung, peluang Italia untuk ke Piala Dunia pun bisa mengapung.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Jorginho gagal mencetak gol dari titik penalti pada pertandingan sepak bola Grup C kualifikasi Piala Dunia FIFA 2022 Eropa antara Italia dan Swiss di stadion Olimpico di Roma, Italia, Sabtu (13/11).
Foto: EPA-EFE/ETTORE FERRARI
Jorginho gagal mencetak gol dari titik penalti pada pertandingan sepak bola Grup C kualifikasi Piala Dunia FIFA 2022 Eropa antara Italia dan Swiss di stadion Olimpico di Roma, Italia, Sabtu (13/11).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Anggoro Pramudya

 

Baca Juga

Alfredo Di Stefano, legenda Real Madrid punya kalimat kondang, "Permainan sepak bola tanpa gol, bagaikan akhir pekan tanpa hangatnya sinar matahari,". Kalimat itu seakan mengilhami jutaan orang dalam menyaksikan seni olahraga kulit bundar.

Para penggemar sepak bola, khususnya tifosi timnas Italia berharap timnya berhasil menyuguhkan permainan menarik dan mencetak banyak gol demi memastikan tiket lolos otomatis ke putaran final Piala Dunia 2022 Qatar.

Alih-alih mendapatkan pun mengamankan kemenangan di markas sendiri, Italia justru harus puas ditahan imbang tamunya timnas Swiss dengan skor 1-1 pada lanjutan fase Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2022 di Stadion Olimpico, Roma, Sabtu (13/11).

Kejutan justru dialami oleh kampiun Euro 2020, Italia saat kesebelasan asuhan Murat Yakin berhasil unggul cepat lewat tembakan Sven Widmer pada menit ke-11.

Tertinggal gol lebih dahulu membuat para pendukung La Nazionale terngiang momen gelap saat tak lolos ke Piala Dunia 2018 silam. Beruntung, Giovanni Di Lorenzo merespon hal itu dengan membuat gol penyeimbang pada menit ke-36.

Pelatih Roberto Mancini tanpa berkelit mengakui kehebatan Swiss yang berhasil membuat timnya kesulitan menerapkan strategi permainan.

"Kami menderita di babak pertama. Kemudian perlahan kami keluar dan bermain lebih baik, tapi sayang kami gagal mencetak gol kemenangan," kata Mancini menjelaskan kepada RAI Sports dikutip Football Italia, Sabtu (13/11).

Italia sebenarnya punya peluang untuk memenangkan laga kontra Swiss mengingat mereka mendapat hadiah penalti pada menit ke-88. Wasit menunjuk titik putih usai meninjau VAR akibat Domenico Berardi mendapat dorongan bek lawan.

Nahas peluang emas tersebut melayang begitu saja, sang algojo penalti Jorginho gagal menjalankan tugas penting dengan baik. Sepakan gelandang tengah Chelsea itu melambung tinggi dari gawang portiere Swiss, Yann Sommer.

Praktis Jorginho mendapat sorotan dari berbagai fan dan pundit sepak bola Italia. Pasalnya, ini merupakan kali kedua ia gagal menjalankan tugasnya dengan baik setelah pada leg pertama di markas Swiss, pria kelahiran Brasil juga tak mampu mencetak gol dari titik 12 pas.

Merespons hal tersebut, Mancini dengan cepat bereaksi apabila kembali gagalnya Jorginho mencetak gol lewat penalti bukanlah hal yang patut dibesar-besarkan mengingat insiden tersebut wajar terjadi di panggang sepak bola.

"Kami gagal mengeksekusi penalti di leg pertama dan juga leg kedua, hal ini terjadi lagi," sambung Mancini.

Allenatore berusia 56 tahun menambahkan, Jorginho ingin mengambil peluang tersebut dan ia juga merupakan salah satu pemain Gli Azzurri yang bertugas sebagai algojo titik putih. Meski terdapat beberapa nama seperti Leonardo Bonucci dan Federico Chiesa yang diklaim bisa menggantikan peran tersebut.

Kali kedua 'dikantongi' oleh Yann Sommer membuat mentalitas Jorginho runtuh. Sebab, teknik unik penalti Jorginho sebelumnya mampu diantisipasi dengan baik oleh kiper 32 tahun pada pertemuan pertama.

Usai kegagalan pertama membobol gawang Yann Sommer, Jorginho mengubah teknik penaltinya. Ia pun sukses mencetak dua gol dari titik putih dengan seragam Chelsea.

Kesuksesan itu menjadi modal utama Jorginho untuk menaklukkan Sommer. Namun mentalnya tampak tidak kuat memikul beban tiket putaran final Piala Dunia 2022.

"Jorginho merasa menyesal, dan ia sudah meminta maaf," kata Mancini.

Jorginho adalah pencetak gol terbanyak Chelsea lewat titik putih pada kampanye Liga Primer Inggris musim lalu. Ia berhasil mencetak tujuh gol.

Akan tetapi pemenang trofi Pemain Terbaik UEFA kerap gagal menuntaskan tugasnya pada kesempatan-kesempatan berharga. Sebelumnya, pesepak bola berusia 29 tahun juga kandas mengeksekusi penalti pada partai final Piala Eropa melawan timnas Inggris, meski pada akhirnya Italia tetap keluar sebagai juara.

Hasil ini jelas menyulitkan Gli Azzurri, meski masih memimpin klasemen Grup C Italia masih harus memastikan tiket lolos hingga partai hidup mati versus Irlandia Utara 15 November mendatang.

Sedangkan Swiss akan menjamu lawan yang lebih mudah, Bulgaria, di hadapan pendukung sendiri. Menilik perbedaan selisih gol yang tipis antara Italia dan Swiss maka laga terakhir yang akan dilakoni dua kesebelasan berpeluang menghadirkan banyak drama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement