REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Manchester City rela merogoh kocek sedalam 100 juta poundsterling demi bisa merekrut Jack Grealish dari Aston Villa pada awal musim ini. Dengan besaran transfer tersebut, gelandang serang asal Inggris itu menjadi pemain termahal di sepanjang sejarah sepak bola Inggris.
Namun, banderol transfer selangit Grealish itu dianggap tidak sepadan dengan kontribusinya buat the Citizens. Meski tampil sebagai starter di sembilan partai dari 11 penampilan di Liga Primer Inggris musim ini, gelandang serang berusia 26 tahun itu hanya mampu menyumbang satu gol dan dua assist.
Total, dari 15 penampilan di semua ajang, Grealish hanya bisa mempersembahkan dua gol dan tiga assist. Catatan gol dan assist Grealish ini menurun drastis dibanding kala masih memperkuat Villa pada musim lalu.
Pada sembilan penampilan awal bersama Villa, Grelish bisa mengemas lima gol dan lima assist. Mantan pelatih timnas Inggris, Glen Hoddle, menyebut, perbedaan performa Grealish saat memperkuat Villa dibanding kala membela City kemungkinan besar terletak pada kondisi mental Grealish.
Menurut Hoddle, alumni tim junior Villa itu tidak menikmati permainannya bersama the Citizens. Kondisi ini, kata Hoddle, tidak terlepas instruksi yang diberikan pelatih City, Pep Guardiola, kepada Grealish.
Selama mengenakan seragam The Citizens, Grealish lebih banyak ditempatkan sebagai winger kiri ketimbang gelandang serang, seperti yang dilakoninya di Villa. Tidak hanya itu, tidak seperti saat masih membela Villa, yang bisa bebas beroperasi di depan kotak penalti, Grealish lebih banyak terpaku di sisi kiri pertahanan lawan.
''Buat saya, Jack adalah pemain dengan bakat luar biasa. Namun, lihat dia sekarang, sepertinya dia tidak menikmati permainannya seperti saat memperkuat Villa. Dia senang menguasai bola lebih lama dan mencoba melewati pemain. Namun, Pep sepertinya tidak mengizinkan Grealish melakukan hal itu,'' kata Hoddle seperti dilansir Sports Keeda, Jumat (19/11).
Di Villa, kata Hoddle, Grealish merupakan andalan utama. Pergerakan Grealish kerap memancing para pemain bertahan lawan dan membuat rekan-rekan setimnya bisa memanfaatkan ruang yang kosong.
Namun, di City, Grealish harus bersaing dengan pemain-pemain lain, seperti Kevin De Bruyne dan Phil Foden, dalam melakoni peran tersebut. ''Karena itu, Grealish harus bisa menyesuaikan permainannya dengan gaya permainan tim. Dia memiliki kemampuan untuk bisa mendulang gol lebih banyak dengan lebih sering memanfaatkan celah di lini belakang tim lawan,'' jelas Hoddle.