REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Juru bicara Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) UN, Liz Trossell mendesak PBB untuk mencari bukti kondisi kesehatan dan keberadaan juara tenis China, Peng Shuai, yang hilang.
"Penting untuk memiliki bukti di mana Peng Shuai berada dan mengetahui apakah dia baik-baik saja. Kami sangat mendesak agar semua tuduhan penyerangan seksual dilakukan secara transparan," kata Liz Trossell pada saat pertemuan di Jenewa dikutip Athina, Sabtu (20/11).
Peng Shuai sebelumnya menuduh mantan Wakil Perdana Menteri China Zhang Gaoli, yang merupakan salah satu dari tujuh politisi paling kuat di China medio 2013 hingga 2018, sempat memaksa sang petenis untuk berhubungan badan melalui pernyataan yang disampaikan di sosial media tiga tahun lalu.
Adapun selebritis tenis dunia mengungkapkan keprihatinan mereka tentang insiden yang menipa Peng Shuai lewat akun Twitter pribadi mereka masing-masing, para petenis menulis tagar #WhereIsPengShuai.
"Kami menuntut penyelidikan dengan semua transparansi. Ini harus dilakukan dengan semua tuduhan penyerangan seksual," sambung Liz Trossell seraya menambahkan bahwa serangan seksual ada di semua masyarakat.
Perlu dicatat bahwa pemerintahan China menghapus sedikit pun tuduhan pemain tenis di media sosial. Postingan yang awalnya dibuat di Weibo (setara dengan Twitter dalam bahasa China) dengan cepat dihapus dan Badan Prancis tidak dapat memverifikasi keasliannya.
Sejak saat itu, pemain tenis berusia 35 tahun tersebut tidak berkomunikasi atau tampil di depan umum dan dinyatakan telah menghilang.