Kamis 25 Nov 2021 23:13 WIB

Menghitung Kerugian Piala Dunia Setiap Dua Tahun

FIFA ingin menggelar Piala Dunia setiap dua tahun, UEFA menentang.

Rep: Rahmat Fajar / Red: Israr Itah
Benjamin Pavard saat mengangkat trofi Piala Dunia 2018 bersama timnas Prancis (ilustrasi). FIFA berencana menggelar Piala Dunia setiap dua tahun, yang mendapatkan tentangan dari UEFA.
Foto:

FIFA belum menanggapi mengenai studi yang menyebut perubahan Piala Dunia akan merugikan. Mereka berjanji akan melakukan studi kelayakan sendiri.

Liga-liga di dunia akan dirugikan secara finansial yang sangat besar, terutama dari pendapatan televisi. Sekitar 40 liga domestik terbesar di seluruh dunia dan kompetisi di bawah naungan UEFA seperti Liga Champions akan kehilangan 5 miliar Euro (Rp 80 triliun) per musim dari kesepakatan audiovisual saja. Angka tersebut lebih dari sepertiga dari apa yang didapatkan liga dari hak siar TV hari ini.

Studi tersebut memperkirakan liga akan kehilangan lebih dari satu miliar Euro (Rp 16 triliun) per tahun dari hak visual karena penurunan jumlah pertandingan, 1,75 miliar Euro (Rp 28 triliun) karena kalander turnamen yang dipersingkat, dan 901 juta Euro (Rp 14,4 triliun) dari perubahan jadwal yaitu dari akhir pekan ke pertengahan pekan. Total pendapatan dalam hak audiovisual yang dihasilkan liga akan turun dari lebih 14 miliar Euro (Rp 224 triliun) menjadi sekitar 9 miliar Euro (Rp 144 triliun).

Analis senior, Francois Godard mengatakan Piala Dunia dua tahun sangat berisiko. Ia memprediksi di beberapa hal pendapatan akan runtuh. Menurutnya, risiko tersebut karena wacana perubahan Piala Dunia melemahkan produk utama dalam sepak bola yaitu liga nasional.

"Jika Anda mengubah model baru ini dengan Piala Dunia setiap dua tahun dan pertandingan harus dipindahkan dari akhir pekan ke pertengahan pekan, dan Anda memiliki musim keseluruhan yang lebih pendek, dan beberapa pemain mungkin tidak tersedia di beberapa titik, Anda melemahkan produk inti Anda," katanya kepada Reuters.

Laporan tersebut menyebutkan kerugian komersial akan mencapai 2,16 miliar Euro (Rp 34,5 triliun) per musim atau penurunan sekitar 25 persen. Dampak negatif di hari pertandingan akan merugikan klub hingga 1,2 miliar Euro (Rp 19,2 triliun) atau penurunan 25 persen.

Butuh beberapa skenario untuk menyiasati masalah ini. Namun yang pasti semua liga memproyeksikan bahwa mulai musim 2024/2025, mereka dipaksa mengurangi tim peserta menjadi 18 tim dan didorong menyelesaikan musim pada awal Mei agar sesuai dengan rencana FIFA. Sejauh ini, belum bisa dipastikan berapa banyak pertandingan yang mungkin dibatalkan.

Ketua Forum Liga Dunia Enrique Bonilla mengatakan, persoalan ini akan dipresentasikan pada Pertemuan Tahunan Forum Liga Dunia, pekan depan. "Rencana ini bertentangan dengan liga, klub, dan pemain," kata Bonilla. 

photo
Presiden UEFA Aleksander Ceferin menolak wacana Piala Dunia setiap dua tahun. - (EPA-EFE/Marco Betorello)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement