REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih timnas bola basket Indonesia Rajko Toroman mengungkapkan faktor yang membuat skuad Merah Putih kalah dari Lebanon. Indonesia kalah dua kali dalam dua pertandingan Grup C window I kualifikasi Piala Dunia FIBA 2023 zona Asia.
"Mereka lebih baik dari kami. Kami melakukan penyesuaian diri di lapangan tapi mereka memang lebih kuat dan berpengalaman," kata Rajko dalam keterangan resminya, Selasa (30/11).
Kekalahan Andakara Prastawa Dhyaksa dan kawan-kawan terjadi di Gelanggang Olahraga Nouhad Nawfal, Zouk Mikael, Sabtu (27/11) WIB, dengan skor 38-96 dan Senin (29/11) malam WIB dengan hasil 64-110.
Perbedaan kualitas, pengalaman, dan ukuran pemain membuat Indonesia tak mampu berbuat banyak. Terlebih lagi, pada laga kedua skuad Merah Putih juga harus kembali kehilangan Lester Prosper karena dinyatakan positif Covid-19. Padahal saat tes terakhir yang dilakukan manajemen timnas Indonesia sehari sebelum pertandingan, Prosper dinyatakan negatif dari virus corona.
Situasi ini mengulangi pertemuan pertama. Ketika itu, Prosper yang menjalani tiga kali tes usap dinyatakan negatif, namun ketika panitia melakukan tes usap menjelang pertandingan menyatakan positif dan terpaksa absen dan harus menjalani karantina.
Prosper bingung dengan situasi ini. Dalam akun resmi Instagram, dia menyatakan sehat dan tidak tahu apa yang sedang terjadi sehingga kehilangan kesempatan memperkuat Merah Putih. Meski begitu, Prosper pantang menyerah dan akan terus bekerja keras untuk Indonesia. "Saya sangat sedih dan marah dengan kondisi ini," kata Prosper.
Sementara itu, pebasket Vincent Kosasih mengakui bahwa absennya Lester Prosper dan Arki Dikania Wisnu sangat berpengaruh pada penampilan tim. Setelah dari Lebanon, Indonesia akan tampil pada window II Kualifikasi Piala Dunia FIBA 2023. Masing-masing melawan Arab Saudi pada 24 Februari dan Yordania pada 27 Februari 2022.