REPUBLIKA.CO.ID, LEICESTER -- Seorang ibu bernama Annie Ashton di Leicester, Inggris, meminta klub Leicester City mengakhiri kerja sama dengan perusahaan judi daring. Sebab, ada perasaan trauma saat mengingat suaminya mengembuskan napas penghabisan akibat kecanduan judi, yang diawali oleh taruhan bola.
Klub berjulukan The Foxes itu merupakan pihak yang paling banyak bekerja sama dengan perushaan judi dibandingkan tim lainnya di sepak bola Inggris. Mereka setidaknya menjalin hubungan dengan lima dari 31 sponsor dari rumah judi legal.
Annie mengatakan, suaminya Luke, merupakan penggemar berat Leicester City yang memutuskan bunuh diri akibat terlilit masalah judi. Awalnya Luke hanya bertaruh biasa untuk pertandingan sepak bola. Namun berbagai tawaran dari rumah judi menyeretnya pada taruhan pacuan kuda. Kecanduan Luke meningkat saat masa cuti wajib dari tempatnya bekerja akibat pandemi Covid-19. Luke akhirnya bunuh diri pada April karena berulang kali kecewa akibat taruhannya gagal.
Trauma yang ada pada diri Annie membuat ia enggan mengajak anaknya ke stadion untuk menyaksikan pertandingan sepak bola. Ia takut melihat iklan perusahaan judi yang mengingatkan dirinya pada suami.
Ia bercerita, Luke sangat sering pergi menonton sepak bola dengan anak mereka. Annie pun berjanji akan tetap mengajak anaknya datang ke Stadion King Power. "Namun ketika berada di sana dan melihat iklan (judi) berukuran besar di stadion, itu membuat anak saya tidak nyaman," kata Annie seperti dikutip dari BBC Sport, Kamis (2/12).
Annie mengungkapkan, anaknya bertanya-tanya mengapa iklan judi itu selalu ada di lapangan sepak bola. Ia mengaku kesulitan menjawab pertanyaan sang anak. Sebab bagi anaknya, iklan itu jadi pengingat bahwa judi sudah membunuh ayahnya. "Untuk anak berusia 11 tahun itu merupakan tantangan ketika saya tidak bisa menjawab pertanyaannya. Akhirnya, kami memilih pergi," ujar dia.
Annie pun mengirim surat pada manajemen Leicester tentang hal yang dialaminya bersama anaknya. Ia berharap, ada kebijakan baru dari pihak klub untuk membatasi iklan judi agar ia dan keluarga bisa kembali datang ke stadion untuk menonton pertandingan sepak bola.
Di satu sisi, ia khawatir kerja sama klub dengan perusahaan judi akan memengaruhi keluarga lain. Annie tak ingin hal yang menimpa dirinya dialami oleh orang lain di kemudian hari.
Menanggapi ini, Leicester City menyebut akan mengundang Annie ke dalam sebuah pertemuan untuk mengakomodasi aspirasinya. Sejauh ini, pihak klub mengklaim sudah membuka diri pada setiap harapan penggemar.
“Kami mendukung kontribusi Liga Primer terhadap regulasi pemerintah dan berharap ada rekomendasi lanjutan," bunyi pernyataan resmi Leicester City.
Leicester tidak memasang sponsor judi di jersey tanding mereka. Namun di kostum latihan, program klub, dan website resmi klub terdapat iklan rumah judi online. Di Stadion King Power, markas Leicester, setidaknya ada lima merek judi yang terpampang jelas.
Norwich City satu-satunya klub di Liga Primer yang tidak memiliki mitra rumah judi. Tottenham Hotspur, Wolverhampton Wanderers, dan Newcastle United memiliki tiga. Everton dan Burnley memiliki dua, dan 13 tim sisanya masing-masing memiliki satu sponsor rumah judi.
Untuk meningkatkan perhatian publik terhadap bahaya judi, Annie membuat petisi yang sudah ditandatangani 30 ribu kali. Menurutnya, sulit bagi seseorang untuk mengendalikan diri jika sudah kecanduan judi.
Baginya, sepak bola dan judi bisa berjalan sendiri-sendiri tanpa saling berkaitan. Ia berharap klub sepak bola dapat menjadikan kasus suaminya sebagai pelajaran bahwa kecanduan judi dapat menghancurkan hidup sebuah keluarga.
Klub sepak bola diizinkan memiliki sponsor perjudian oleh hukum Inggris. Namun, masalah ini sedang diperdebatkan sebagai bagian dari tinjauan Undang-Undang Perjudian. Liga Primer ikut berkontribusi dalam peninjauan tersebut. Ada seruan untuk mengakhiri semua iklan perjudian di sepak bola karena potensi bahaya. Laporan Kesehatan Masyarakat Inggris baru-baru ini memperkirakan ada 409 kasus bunuh diri terkait perjudian di Inggris setiap tahun