Jumat 10 Dec 2021 00:53 WIB

Pembalap F1 yang tidak Sportif di GP Abu Dhabi Bisa Dapat Sanksi Berat

Lewis Hamilton dan Max Verstappen memperebutkan gelar juara F1 2021 di GP Abu Dhabi.

 Pembalap Red Bull Max Verstappen (kiri) dan driver Mercedes Lewis Hamilton akan berebut gelar juara Formula Satu (F1) 2021 di GP Abu Dhabi, Ahad (12/12).
Foto: AP/Fernando Llano
Pembalap Red Bull Max Verstappen (kiri) dan driver Mercedes Lewis Hamilton akan berebut gelar juara Formula Satu (F1) 2021 di GP Abu Dhabi, Ahad (12/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pebalap Formula Satu (F1) bisa diskors atau kehilangan seluruh poin mereka apabila kedapatan membalap dengan cara yang tidak sportif, demikian pernyataan race director Michael Masi memperingatkan lebih dini jelang seri penentuan musim 2021 di Abu Dhabi. Pembalap Mercedes Lewis Hamilton dan rival utamanya dari tim Red Bull Max Verstappen menuju balapan malam di Sirkuit Yas Marina dengan poin sama.

Namun, pembalap Belanda itu unggul sembilan kemenangan dibanding delapan yang diraih Hamilton musim ini. Apabila keduanya gagal meraih poin ada balapan Ahad (12/12), maka Verstappen menjadi juara dunia.

Baca Juga

Kedua pembalap telah bersenggolan di trek sedikitnya tiga kali musim ini, termasuk dalam balapan sebelumnya di Arab Saudi. AKibatnya, timbul kekhawatiran balapan akhir pekan nanti berujung dengan tabrakan lagi.

Akan tetapi, Masi dengan tegas memperingatkan bahwa skenario semacam itu bisa berakibat konsekuensi yang berat sehingga menegaskan soal kode olahraga internasional terkait tindakan tidak sportif. "Khususnya saya ingin mengingatkan Anda untuk mematuhi artikel yang dirinci di bawah ini," kata Masi dalam pernyataan tertulis seperti dikutip Reuters.

Dia menunjuk Artikel 12.2.1I yang mengatur "setiap perlanggaran dari prinsip keadilan dalam kompetisi, perilaku tidak sportif atau upaya mempengaruhi hasil dari suatu kompetisi dengan cara yang bertentangan dengan etika olahraga".

Masi juga mengutip Artikel 12.4.5 yang mengatur penalti yang bisa dijatuhkan steward termasuk "penangguhan untuk satu kompetisi atau lebih, penarikan poin untuk kejuaraan".

"Saya rasa wajar mereka melakukan itu," kata Hamilton yang duduk di samping Verstappen saat jumpa pers pralomba di Abu Dhabi, Kamis (9/12). "Semoga, hal itu tidak perlu terjadi dan kita menjalani balapan yang hebat dan kita melangkah ke depan."

Gelar juara dunia F1 pernah diperebutkan lewat tabrakan pada masa lalu. Paling terkenal adalah insiden antara Alain Prost dan Ayrton Senna pada 1989 dan 1990, serta antara Michael Schumacher dan Damon Hill pada 1994.

Schumacher dan Jacques Villeneuve juga bertabrakan dalam balapan penutup musim 1997 ketika bertarung untuk pimpinan lomba. Ini mengakibatkan pembalap Jerman tersebut didiskualifikasi pada musim itu secara keseluruhan karena pelanggarannya.

Sebagai juara dunia 1996, Hill kepada Sky Sports mengatakan setelah balapan di Jeddah bahwa gaya membalap Verstappen mengingatkannya dengan Schumacher yang memiliki pendekatan tak kenal kompromi.Meski dia tidak menyebut Verstappen bakal melakukan trik kotor, perilaku pebalap Jerman itu di trek telah menarik perhatian.

Steward sepenuhnya menyalahkan taktik defensif Verstappen yang menyebabkan tabrakan dengan Hamilton di Jeddah dan mengganjarnya dengan dua penalti yang merupakan penambahan total 15 detik.

Verstappen menyatakan tak perlu diingatkan soal kode etik olahraga."Saya tahu apa itu kode olahraga," kata dia. "Saya rasa mereka bisa menggunakannya di setiap akhir pekan balapan, tidak ada hal baru yang ditambah akhir pekan ini."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement