REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Asisten pelatih Liverpool Pep Lijnders mengakui timnya sedang kewalahan akibat krisis yang disebabkan wabah Covid-19 varian Omicron. Padahal, The Reds akan menjamu Leicester City di perempat final Piala Carabao (Piala Liga Inggris), Kamis (23/12) dini hari WIB, di Anfield.
Kedua klub sama-sama sedang terdampak Covid-19 karena beberapa pemain dan staf tertular virus. Meski begitu, jadwal pertandingan dikabarkan bakal tetap bergulir sesuai rencana awal.
"Virus ini benar-benar tidak bisa diprediksi, karena itu kami harus mengurusnya kasus per kasus dan pemain per pemain. Kesehatan nomor satu, itu sebabnya kami tidak terburu-buru dan menunggu pemain siap untuk kembali (bertanding)," katanya seperti dilansir dari Leicester Mercury, Rabu (22/12).
Lijnders menyampaikan, klub tidak bisa berpaku pada regulasi 10 hari karantina agar pemain bisa kembali merumput. Pasalnya, seorang pesepak bola perlu menjalani penyesuaian setelah sembuh dari Covid-19.
"Sepak bola tidak berjalan semudah itu. Atlet tidak bisa bertanding begitu saja di hari ke-11 karena butuh latihan. Karena ini adalah olahraga tim, maka perlu ada perlakuan khusus terhadap pertandingan," ujarnya.
Ia mengonfirmasi bahwa Divock Origi belum bisa membela timnya akibat cedera. Itu membuat tim pelatih perlu penyesuaian dalam menurunkan pemain.
"Kami sedang dalam periode yang intens. Ketika kami sedang menyusun strategi, kami membuat rencana kecil dan menyiapkannya dengan matang. Setelah itu kami baru siap untuk bertanding," ujar Lijnders.