Sewaktu Shin dikontrak Indonesia, timnas sudah lima kali kalah berturut-turut dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022 Qatar, Grup G Zona Asia, sehingga sudah pasti tak lolos. Shin sempat membuat Indonesia memperoleh poin pertamanya ketika menahan seri Thailand 2-2 dalam kualifikasi yang dilanjutkan lagi setelah pandemi menghentikannya sepanjang 2020.
Memang kemudian kalah besar dari Vietnam dan Uni Emirat Arab pada Juni, ketika persiapan atlet seluruh dunia terganggu oleh pandemi, tetapi dalam Piala AFF, Indonesia menjadi tim yang berubah.
Malaysia yang dua kali mengalahkan Indonesia dalam kualifikasi Piala Dunia 2022, ditelan 4-1 pekan lalu, sedangkan juara bertahan Vietnam yang juga dua kali mengalahkan Indonesia dalam kualifikasi Piala Dunia Qatar, ditahan seri 0-0 dalam laga fase grup Piala AFF 2020 lainnya.
Ini menjelaskan ada perkembangan besar dalam tim Indonesia di mana Shin menjadi bagian instrumental dalam perubahan ini. Sudah lima kali Indonesia menjadi runner up Piala AFF yang tiga di antaranya karena dikalahkan Thailand yang menjadi lawan Indonesia dalam final Piala AFF kali ini. Satu dari tiga kekalahan melawan Thailand pada edisi-edisi terdahulu terjadi karena adu penalti, sedangkan pada final 2016, Indonesia kalah agregat satu gol.
Thailand memang tim yang paling sulit dibobol selama Piala AFF 2020, tetapi Indonesia juga bukan lagi tim yang pernah dikalahkan dalam kualifikasi Piala Dunia 2022. Menumbangkan Malaysia dan menahan seri Vietnam adalah petunjuk grafik permainan skuad Garuda tengah meningkat.
Baca juga : Apa Pun Hasil Final Piala AFF 2020, Menpora Pastikan Kontrak Shin Aman
Dalam soal teknik, sejak lama Indonesia sama sekali bukan tim yang tertinggal. Lima kali masuk final Piala AFF sebelumnya adalah buktinya. Aspek teknik itu sekarang telah dilengkapi kepercayaan diri tinggi yang bisa sangat penting saat menghadapi Thailand dalam final nanti.
Ditambah waktu istirahat lebih panjang yang bisa membuat kondisi fisik lebih baik dan waktu lebih dari cukup untuk Shin dalam meramu taktik paling jitunya, prospek besar mengakhiri dahaga gelar selama 30 tahun sudah menanti Indonesia.
Terakhir kali Indonesia menjuarai turnamen besar adalah saat memenangkan medali emas sepak bola SEA Games 1991 di Filipina. Kini waktunya timnas mengkapitalisasi grafik meningkat belakangan ini dengan trofi turnamen besar pertamanya dalam tiga dekade yang bisa meretas jalan sukses dalam turnamen-turnamen lain, termasuk SEA Games tahun depan di Vietnam.