REPUBLIKA.CO.ID, Hampir dua tahun lalu, tepatnya 13 Maret 2020, usai Shalat Jumat. Manajemen Indonesian Basketball League (IBL) mengambil keputusan yang teramat pahit bagi pecinta bola basket tanah air, yakni penghentian sementara liga basket tertinggi di Indonesia itu dalam waktu yang tak ditentukan.
Penghentian IBL 2020 yang akan memasuki Seri VII di GOR Bimasakti Malang, 13-15 Maret 2020 lalu, dilakukan karena virus korona yang makin menyebar di Indonesia. Ketika itu total, ada 69 orang Indonesia yang positif terkena virus korona, setelah pertama kali diumumkan pemerintah sebulan sebelumnya.
"Pukul 13.30 WIB tadi kami sampaikan jika IBL ditunda sampai batas waktu yang belum ditentukan. Keputusan ini diambil demi kepentingan bersama. Yakni menjaga keselamatan seluruh pihak yang terkait dalam kompetisi," kata Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah, saat itu.
Sejak saat itu pencinta bola basket di tanah air tidak bisa lagi menyaksikan para pemain idolanya langsung di lapangan. Karena liga basket IBL musim lalu digelar dengan sistem bubble terpusat alias digelar di satu lokasi tanpa kehadiran penonton. Otomatis fan hanya bisa nonton di layar kaca.
Hampir dua tahun berselang, dengan mengantongi izin dari pihak yang berwenang, IBL Tokopedia 2022 yang mulai digelar Sabtu (15/1) di Gedung Basket Senayan Jakarta diperbolehkan menghadirkan penonton dalam jumlah yang terbatas. Tentu dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.
Sebagai tanda terima kasih terhadap tenaga kesehatan, pada acara pembukaan, Sabtu (15/1) malam, IBL memutarkan perjuangan dan menghadirkan sejumlah tenaga medis tersebut dan menghaturkan terima kasih atas kerja kerasnya dalam berperang menekan penyebaran virus korona di Indonesia. Sehingga kini IBL kembali dengan penonton.
Selain prokes ketat penonton di lapangan, IBL juga memberikan sejumlah persyaratan khusus sebelum penonton dipastikan membeli tiket. Antara lain sudah vaksin lengkap, batas usia minimal dan maksimal, tidak ada penyakit komorbid, dan menyertakan hasil tes antigen negatif. Ini juga berlaku bagi media peliput termasuk Republika.co.id.
Karena kondisi masih belum bebas pandemi, jumlah penonton di Seri I ini dibatasi maksimal 20 persen dari kapasitas atau hanya 500 penonton dari total 2.400-an tempat duduk. Selama laga, penonton tidak diperkenankan makan di dalam gedung pertandingan serta wajib menggunakan masker. Ini menjadi bagian dari prokes ketat IBL.
Manajemen IBL juga melakukan terobosan baru dalam penjualan tiket. Jika di musim-musim sebelumnya IBL hanya menjual tiket harian yang bisa untuk menyaksikan seluruh laga hari itu, maka kali ini ada pilihan membeli satu tiket hanya untuk satu pertandingan. Tetapi IBL juga masih menjual tiket terusan harian.