REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pertandingan Arema FC kontra PSIS Semarang di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Senin (17/1/2022). Pertandingan yang berakhir imbang tanpa gol ini menarik perhatian publik karena hilangnya banyak pemain Arema di daftar susunan pemain.
Seluruh empat pemain asing dan empat pemain lokal Arema tidak masuk dalam daftar susunan pemain malam itu. Pelatih Arema, Eduardo Almeida bahkan tidak ingin mengomentari hilangnya pemainnya.
"Saya hanya akan membicarakan pemain yang ada di lapangan," kata Eduardo usai laga.
Hal ini pun membuat publik bertanya-tanya kemana delapan pemain tersebut. Apalagi di laga sebelumnya kontra PSS, tiga pemain Arema pun mendadak hilang dari daftar susunan pemain.
Media officer Arema FC, Sudarmaji pun angkat suara dengan absennya delapan pemain ini. Dia mengakui delapan pemain tersebut tengah menjalani protokol kesehatan setelah ada pemain yang bergejala.
"Kami sangat patuh dengan regulasi prokes, jika ada pemain yang bergejala kami langsung lakukan kebijakan mandiri dengan menempatkan di hotel yang berbeda, kami sudah melakukan berturut turut test selama lima hari terakhir, dan semoga hasilnya baik untuk tim. Mohon doa dan dukungan agar Arema FC bisa tetap berprestasi," kata Sudarmaji dilansir dari laman resmi Arema, Selasa (18/1/2022).
Dalam rilis tersebut tidak dipastikan apakah para pemain terkonfirmasi positif Covid-19. Namun Sudarmaji mengakui ada hasil tes yang masih samar sehingga dibutuhkan tes selama lima hari berturut-turut yang membuat pemain absen di lapangan.
"Memang ada pemain yang hasil testnya samar, sehingga dilakukan test berulang ulang selama lima hari berturut turut, sambil menunggu hasilnya, kita patuh pada regulasi prokes pada kompetisi ini maka mereka kita inapkan di hotel yang berbeda," kata Sudarmaji.
Dengan tajuk kompetisi Extraordinary Competition tentu apapun masih bisa terjadi. Meski delapan pemain absen, Arema tetap merebut satu poin dari PSIS dan bertengger di posisi satu klasemen sementara Liga 1 dengan raihan 41 poin.
"Segala sesuatu di tengah kompetisi masih bisa terjadi. Bukan hanya pada pemain, tetapi juga pada venue pertandingan yang sifatnya dinamis dan harus menyesuaikan dinamika yang ada," kata Sudarmaji.