Milan memang unggul penguasaan bola hingga mencapai 60 persen dan melepaskan 13 tembakan pada sepanjang babak kedua. Namun, I Rossoneri terbukti gagap saat memasuki sepertiga akhir lapangan. Hanya empat dari 13 tembakan yang dilepaskan para penggawa Milan bisa mengarah tepat ke gawang.
Sementara di sisi lain, tim tamu justru mampu bangkit. Pada sepanjang babak kedua, tim besutan Thiago Motta itu mampu melepaskan lima tembakan tepat mengarah ke gawang, dari total delapan tembakan. Artinya, dari segi efektivitas ancaman, Spezia mampu lebih baik dibanding I Rossoneri.
Ujungnya, Spezia bisa menyamakan kedudukan pada menit ke-64 dan akhirnya mencuri gol kemenangan pada menit ke-95. I Rossoneri pun harus membayar mahal kegagalan memanfaatkan berbagai peluang pada sepanjang laga.
Efektivitas serangan I Rossoneri menjadi bahan evaluasi terbesar Pioli dari performa anak-anak asuhnya di laga ini.
''Seluruh elemen di AC Milan juga ikut bertanggung jawab atas kegagalan itu dan harus memperbaiki penampilan di sepertiga akhir lapangan. Di laga tersebut, Milan terlalu bergantung pada kreativitas Rafael Leao dalam membongkar pertahanan Spezia,'' tulis laporan Football Italia, Selasa (18/1/2022).