REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pengamat sepak bola Inggris Piers Morgan bicara mengenai Mikel Arteta dalam menangani tim favoritnya, Arsenal. Morgan tak benar-benar yakin Arteta dapat memberikan kesuksesan kepada The Gunners. Morgan masih mempertanyakan Arteta yang berlindung dibalik kalimat ‘mempercayai proses’.
Sudah 17 tahun lalu Arsenal meraih predikat invicibles sekaligus membuat sejarah dalam sepak bola. Namun sekarang begitu banyak kegagalan seolah tak berujung dan harapan palsu yang dipersembahkan kepada penggemar. Mungkin menjadi fan Arsenal saat ini seperti menjadi karakter Robert De Niro dan Leonard Lowe dalam film Awakenings.
Morgan mengaku terdiam di kursi dengan tatapan kosong ketika Agustus lalu Arsenal dibantai Manchester City 0-5. Setelah begitu banyak kegagalan yang diraih Arsenal, tim ini tampaknya tak akan bisa lolos ke kompetisi Eropa. Tetapi Morgan mencoba bersikap adil kepada Arteta dengan memberikan ruang kepada pelatih asal Spanyol itu membuktikan kata-katanya bahwa sesuatu butuh proses.
Sebuah momen dalam pertandingan pembukaan tahun 2022 melawan City.
Ketika unggul 1-0 pada babak pertama ini seperti Leonard dalam film tersebut dimana obat-obatan Dr Sayer yang tampak bekerja secara ajaib mulai bekerja. Morgan merasakan gelombang kegembiraan.
Tetapi itu hanya sementara karena City menyamakan kedudukan dan mencetak gol kemenangan pada menit ke-93. Wajah Morgan mengeklaim mulai mengkerut.
Semuanya pun mejadi sangat buruk lagi.
Seminggu kemudian Arsenal tersingkir dari Piala FA oleh Nottingham Forest. Sepuluh hari setelah itu, Arsenal juga tersingkir di Piala Carabou dengan penampilan yang sangat buruk di kandang Liverpool yang tanpa Mohamed Salah dan Sadio Mane. Mereka juga tampil buruk menjamu tim papan bawah Burney dalam pertandingan Liga Inggris.
Ejekan keras pun muncul. Setengah dari pemain juga tampak lesu. Morgan pun mengaku lesu dengan tatapn kosong ke depan. Menurut Morgan, kata percaya proses Arteta mulai memudar di benaknya. Arsenal tampak tak menemukan cara mencetak gol ke gawang Burnley dengan modal pemain-pemain berbakat seperti Gabriel Martinello dan Bukayo Saka. Arsenal dinilai tak punya kreativitas dan seringkali berhenti berlari tanpa energi.
Alexander Lacazette tak mampu menjadi tumpuan di lini depan untuk menjebol gawang Burnley. Dan menurut Morgan orang untuk bisa menjadi senjata utama di depan adalah Pierre-Emerick Aubameyang. Dia telah mencetak 92 gol dalam 162 penampilan selama karirnya di Arsenal, termasuk tujuh dari 15 pertandingan musim ini.
Itu adalah rekor 57 persen gol per pertandingan dan jauh lebih baik daripada semua striker lain yang dimiliki Arsenak sejal Thierry Henry menghancurkan hati Morgan karena pergi ke Barcelona. Dibandingkan dengan Alexis Sanchez yang hanya 48 persen, Robin van Persie (47 persen), Olivier Giroud (42 persen) dan Lacazette (36 Persen), Aubameyang tetap lebih baik dari mereka.
Dengan kata lain, Aubameyang salah satu striker terbaik yang pernah dimiliki Arsenal namun saat ini dia sedang dirumahkan oleh Arteta akibat tindakan indisiplinernya. Meskipun dia menerima gaji 350 ribu Poundsterling per tahun.
Arteta dinilai mengambil keputusan aneh dan mempermalukannya di depan umum. Pasalnya, Aubameyang adalah pemain terbaik dengan bayaran tertinggi. Arteta dinilai seperti kepala sekolah disiplin yang sangat sombong dan keras kepala yang menghukum seorang anak sekolah yang nakal karena alasan yang tak dipernah dijelaskan sepenuhnya.
Dan Morgan mempertanyakan manfaat kepada tim atas keputusan Arteta kepada Aubameyang. Arsenal meraih hasil kurang memuaskan di Januari ini. Morgan dengan tegas Arteta telah gagal. Arteta memimpin selama dua tahun dengan 114 pertandingan. Namun rekor kemenangannya hanya 53 persen, di bawah Arsene Wenger.
Dia memang mempersembahkan Piala FA tetapi klub seperti Arsenal harus dinilai keberhasilan seorang pelatih bisa mempersembahkan Liga Inggris dan Liga Champions. Tampil di Eropa adalah janji klub ketika pindah dari Highbury ke Emirates. Kini Arsenal sudah merosot dari empat besar. Menurutnya jika Arsenal tidak mencapai empat besar musim ini maka, dia layak diberi kenaikan gaji sekaligus dipecat dilansir dari The Sun.