REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) akan menyelidiki kasus yang melibatkan mantan pelatih Chelsea, Avram Grant. Sosok berkebangsaan Israel itu diduga pernah melakukan pelecehan seksual terhadap sejumlah wanita.
Situasi bermula dari laporan investigasi di salah satu saluran TV Israel. Program bertajuk Exposure itu menyiarkan serangkaian wawancara dengan para wanita 'korban' Grant. Guna melindungi privasi para korban, identitas fisik mereka disamarkan.
Grant dikabarkan berusaha menyentuh dan mencium para wanita itu, di luar keinginan mereka. Artinya, ada unsur paksaan. Sosok yang kini berusia 66 tahun itu mencoba memaksa perempuan-perempuan itu untuk berhubungan seks.
Ia disebut-sebut mengancam dengan cara yang halus bahwa dia bisa membahayakan karier para korbannya, jika mereka tidak melayaninya. Para wanita tersebut, antara lain ada yang mantan tentara, serta model.
Penyiar acara olahraga juga mengaku pernah dikirimi banyak pesan teks dari Grant. Isinya bernada melecehkan. FIFA pun merespon apa yang terdengar.
"Komite etik FIFA akan menyelidiki masalah ini. Ketika menyangkut pelanggaran dan pelecehan dalam sepak bola, kami ingin menegaskan kembali bahwa FIFA menanggapi setiap tuduhan yang dilaporkan dengan sangat serius," demikian pemberitaan yang dikutip dari the times of israel, Selasa (1/2/2022).
Perempuan yang merupakan mantan tentara itu bertemu Grant pada musim panas 2020. Ia diundang ke apartemen sang arsitek di Tel Aviv. Grant dikabarkan akan membantunya mencari pekerjaan.
Tapi ketika berada di apartemen itu, perempuan tersebut diminta melepas pakaiannya. Ia sempat merasa ini hanyalah candaan. Rupanya sosok yang pernah melatih West Ham United itu mencoba memeluknya.
"Dia meletakkan tangannya di paha saya. Saya ingat saya langsung memindahkannya. Setelah mengobrol beberapa detik, dia mencengkeram leher saya, seperti mencekik, dia mencoba mencium saya dengan paksa," ungkap perempuan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, Grant mengaku selalu berusaha memperlakukan siapa saja yang ia temui dengan sikap hormat. Namun pada saat yang sama, ia meminta maaf jika sekiranya ada yang tersakiti dari sikapnya.
"Saya tidak pernah bermaksud untuk bertindak tidak adil atau menyakiti wanita mana pun dengan cara apa pun. Siapa pun yang merasa tidak nyaman atau terluka oleh saya, saya minta maaf untuk itu. Saya minta maaf dari lubuk hati yang paling dalam," tutur sosok yang pernah menjadi Direktur Teknis klub Thailand, BEC Tero Sasana itu.
Sebelumnya dunia sepak bola digemparkan oleh aksi Greenwood yang melecehkan kekasihnya. Kini muncul lagi kasus nyaris serupa, dari tokoh lapangan hijau lainnya.