Ahad 20 Feb 2022 09:01 WIB

Guardiola Akui Man City Kewalahan Bendung Serangan Tottenham

Umpan-umpan pemain Spurs sulit untuk dihentikan oleh para pemain bertahan Man City.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Endro Yuwanto
Pelatih Manchester City, Pep Guardiola (kanan) terlihat berbincang dengan pelatih Tottenham Hotspur, Antonio Conte pada laga Liga Primer Inggris, di Stadion Etihad, Ahad (20/2/2022). Laga berakhir 3-2 untuk kemenangan Tottenham.
Foto: EPA/Andrew Yates
Pelatih Manchester City, Pep Guardiola (kanan) terlihat berbincang dengan pelatih Tottenham Hotspur, Antonio Conte pada laga Liga Primer Inggris, di Stadion Etihad, Ahad (20/2/2022). Laga berakhir 3-2 untuk kemenangan Tottenham.

REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Pep Guardiola mengungkapkan bagaimana Manchester City kesulitan membendung serangan Tottenham Hotspur. Man City kalah 2-3 dari Spurs dalam lanjutan Liga Primer Inggris, Ahad (20/2/2022) dini hari WIB.

Menurut Guardiola, timnya kesulitan membendung Harry Kane, Son Heung-min, dan Dejan Kulusevski. Ditambahkan lagi, Spurs bermain efektif dengan dua gol Kane dan satu gol pembuka dari Kulusevski.

Baca Juga

Umpan-umpan yang dilakukan pemain Spurs, kata Guardiola, sulit untuk dihentikan oleh para pemain bertahannya.

''Kami tidak memiliki momentum. Kami seharusnya tidak perlu kalah dalam pertandingan, tapi sudah kami sadari betapa sulitnya (memenangkan liga),'' ujar Guardiola, dikutip dari Skysports, Ahad (20/2/2022).

Guardiola juga mengaku timnya bertahan dengan buruk dalam proses gol ketiga Spurs yang dicetak jelang pertandingan terakhir. Padahal, pelatih asal Spanyol itu sudah bilang ke pemainnya dua pekan lalu, kalau the Citizens harus mendapatkan banyak poin untuk bisa juara.

Namun, dengan banyaknya tim yang berjuang untuk mendapatkan tiket Liga Europa, Liga Champions, dan untuk keluar dari zona degradasi, setiap pertandingan menjadi sulit untuk dimenangkan. Man City baru pertama kali merasakan kekalahan sejak Oktober 2021 lalu. Kekalahan ini membuat Man City semakin didekati oleh Liverpool.

''Kami tahu mereka memiliki pelatih yang fantastis dan setelah tiga kekalahan mereka akan ada di sana. Secara umum, kami mengontrol pertandingan dalam statistik. Tapi kami tidak bisa menang,'' jelas Guardiola.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement