REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengatakan Presiden Joko Widodo percaya kepada PSSI soal pesepak bola keturunan Indonesia yang akan dinaturalisasi. "Terkait naturalisasi, Presiden memberikan kepercayaan kepada PSSI," Zainudin di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (2/3/2022).
Menurut politikus Partai Golkar itu, Presiden memahami bahwa kepentingan naturalisasi adalah untuk kepentingan jangka pendek tim nasional Indonesia. Namun, Presiden juga meminta agar PSSI tidak melupakan akar dari kemajuan sepak bola yaitu pembinaan.
"Untuk jangka panjang, tetap dibutuhkan pembinaan," kata Menpora.
Amali menegaskan, pemerintah berhati-hati dalam menaturalisasi pesepak bola keturunan Indonesia dari luar negeri. Kehati-hatian penting agar sang pemain bisa bermain untuk tim nasional Indonesia ketika semua proses pewarganegaraan rampung. Untuk itu, politikus Partai Golkar tersebut memastikan Kemenpora terus berdiskusi dengan PSSI terutama soal administrasi pemain yang bersangkutan.
Sampai, Rabu (2/3), sudah ada dua nama pemain yang sudah diproses oleh Kemenpora untuk dinaturalisasi yaitu Jordi Amat dan Sandy Walsh. Sementara satu sosok lain yakni Shayne Pattynama masih menunggu kelengkapan berkas.
"Kalau semua proses administrasi beres, kami akan mendorongnya untuk ke tahap selanjutnya," tutur Menpora.
PSSI mengupayakan naturalisasi empat pemain keturunan Indonesia untuk kepentingan tim nasional sesuai permintaan pelatih Garuda, Shin Tae-yong. Di luar tiga nama yang disebutkan di atas, ada satu nama lagi yang masih diusahakan. Yang menjadi prioritas yaitu kiper klub Liga Italia, Sampdoria Emil Audero Mulyadi. Andai Emil menolak, PSSI siap mengalihkan pilihan ke gelandang klub Liga Swiss, FC Luzern, Jordy Whermann.
"Kami akan membantu PSSI untuk mempercepat semua proses naturalisasi ini. Terkait para pemain tersebut akan tampil di turnamen mana, itu urusan PSSI," ujar Menpora.