REPUBLIKA.CO.ID, SEVILLA -- Pesepak bola Spanyol, Hector Bellerin sering mengomentari isu-isu sosial. Kali ini, fokusnya terarah ke konflik Rusia-Ukraina.
Keputusan Rusia melancarkan agresi militer ke Ukraina mendapat kecaman dari berbagai pihak. Menurut Bellerin, tindakan seperti ini, pernah terjadi di belahan dunia lain. Tapi yang terbaru, seperti mendapat perhatian lebih.
Ia melihat adanya ketidakadilan. Ia tidak tahu mengapa terjadi demikian. Ia mencoba membedahnya.
"Apakah itu karena mereka seperti kami atau karena konflik ini dapat memengaruhi kami secara langsung baik secara ekonomi maupun dalam hal pengungsi," kata Bellerin, dikutip dari Marca, Kamis (24/3/2022).
Ia menyinggung situasi di Palestina. Tak banyak sosok berpengaruh, membahas konflik tersebut. Juga yang terjadi di Yaman dan Irak.
Saat ini, Rusia tidak bisa bermain di Piala Dunia. Itu salah satu sanksi terhadap negara tersebut dari sisi olahraga. Menurut Bellerin, selama bertahun-tahun sejumlah negara lain dalam suasana yang tidak kondusif untuk berpartisipasi di ajang-ajang internasional.
Akhirnya dia sampai pada kesimpulan. Bek kanan Real Betis ini menilai tindakan rasialisme baru saja terlihat. Artinya ketika konflik di tempat lain tidak mendapat perhatian yang sama.
"Ini juga mencerminkan kurangnya empati atas jumlah nyawa yang hilang dalam banyak konflik, dan kami memprioritaskan mereka yang dekat dengan kami," ujar Bellerin.
Sosok 27 tahun ini merupakan produk akademi La Masia. Sejak 2003 hingga 2011 ia menimba ilmu di Barcelona. Setelahnya ia hengkang ke Arsenal.
Total Bellerin membela the Gunners dalam 239 laga di berbagai ajang dan mencetak sembilan gol. Musim ini ia menjalani masa peminjaman di Betis.