REPUBLIKA.CO.ID, PALERMO -- Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), Gabriel Gravina, mengaku tidak pernah menyangka timnas Italia gagal lolos ke putaran final Piala Dunia 2022. Terlebih, Gli Azzurri menggenggam status sebagai tim terbaik di Eropa dengan keberhasilan meraih titel Piala Eropa 2020, Juli 2021.
Italia terpaksa mengakhiri putaran pertama babak kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Eropa sebagai runner-up Grup C. Gli Azzurri pun mesti melakoni babak play-off untuk bisa menjaga peluang tampil di putaran final Piala Dunia 2022.
Diunggulkan melewati adangan Makedonia Utara di babak semifinal babak play-off, Italia malah menyerah, 0-1, dari tim berjuluk Lions tersebut, Jumat (25/3/2022) dini hari WIB. Gol tunggal Alexsandar Trajovski pada menit ke-92 mengubur mimpi Gli Azzurri untuk tampil di Qatar 2022.
''Inilah sepak bola. Saat Anda berkiprah di olahraga ini, Anda harus menerima putusan tersebut. Saya benar-benar sedih. Kegembiraan usai menjuarai Piala Eropa masih kami rasakan, tapi juga kegetiran usai kegagalan ini. Kami benar-benar tidak menyangka (gagal lolos ke putaran final Piala Dunia 2022),'' kata Gravina seperti dilansir Football Italia.
Kegagalan ini pun meninggalkan berbagai bahan evaluasi buat FIGC terkait performa timnas Italia. Gravina sempat menyoroti soal minimnya kesempatan pemain muda Italia untuk tampil secara reguler di berbagai klub Serie A Liga Italia.
Tidak hanya itu, Gravina juga sempat mengungkapkan kekecewaanya terhadap Serie A, yang enggan menunda satu matchday di pentas Liga Italia. Dengan kondisi tersebut, para penggawa Italia dinilai mengalami kelelahan.
Namun, sorotan terbesar tertuju pada kelanjutan kiprah Roberto Mancini di kursi pelatih Gli Azzurri. Maklum, saat Italia gagal melangkah ke putaran final Piala Dunia 2018, Gian Piero Ventura harus rela mengakhiri kiprahnya sebagai pelatih timnas Italia.
Kendati begitu, Gravina justru berharap Mancini tetap bertahan sebagai pelatih timnas Italia. Eks pelatih Manchester City, lanjut Gravina, dinilai memiliki komitmen yang tinggi untuk melanjutkan proyek besar dalam membangun kembali skuad Italia.
Mancini mulai dipercaya menukangi Italia pada 2018 silam. Dari 38 kali memimpin timnas Italia, Mancini mengantarkan Italia meraih 30 kemenangan, 13 hasil imbang, dan lima kali kalah. Torehan titel Piala Eropa 2020 menjadi persembahan pertama eks pelatih Inter Milan itu buat Gli Azzurri.
''Saya berharap, Mancini bisa terus bertahan bersama kami. Dia memiliki komitmen yang besar untuk proyek ini. Saya harap, seperti semua orang Italia, dia bisa melupakan kekecawaan dari kegagalan ini. Dia tetap memimpin tim ini dan melanjutkan kerja sama bersama kami,'' kata Gravina.