Kamis 07 Apr 2022 04:16 WIB

Buntut Degradasi Persipura, Laga PSS Vs Persija dan Persib Vs Barito Diminta Diselidiki

Persipura memang punya hak untuk mengajukan keberatan.

Rep: Hartifiany Praisra/Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pesepak bola Persib Bandung Beckham Putra Nugraha (tengah) berebut bola dengan pesepak bola Barito Putera Kim Jinsung (kiri) dan Bagas Kaffa (kanan) saat pertandingan Liga 1 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Kamis (31/3/2022). Barito Putera bermain imbang melawan Persib Bandung dengan skor 1-1
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Pesepak bola Persib Bandung Beckham Putra Nugraha (tengah) berebut bola dengan pesepak bola Barito Putera Kim Jinsung (kiri) dan Bagas Kaffa (kanan) saat pertandingan Liga 1 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Kamis (31/3/2022). Barito Putera bermain imbang melawan Persib Bandung dengan skor 1-1

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Manajemen Persipura Jayapura meminta Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) melakukan penyelidikan terhadap dua laga di pekan ke-34 Liga 1 2021/2022. Persipura meminta Komisi Disiplin dan Komite Etik PSSI untuk menginvestigasi laga PSS kontra Persija Jakarta dan Persib Bandung kontra Barito Putera.

Ketua Umum Persipura, Benhur Tomi Mano menyatakan, telah menyerahkan surat permohonan investigasi ini. Menurut dia, langkah ini diambil karena Persipura melihat ada dugaan pelanggaran regulasi.

Baca Juga

"Terkait dugaan pelanggaran fair play, dan dugaan pelanggaran regulasi BRI Liga 1 2021/2022, permohonan kami ajukan kepada Komisi Disiplin dan Komite Etik, bila nantinya ada pelanggaran etik ya bisa sekaligus ditangani," kata Benhur pada Rabu (6/4).

Hal yang dituduhkan di antaranya adalah dugaan klub tertuding yang tidak memainkan pemain terbaiknya, serta adanya hubungan beberapa klub soal kepemilikan. "Sementara ramai beredar di ruang publik bahwa ada beberapa klub yang memiliki koneksi atau hubungan kepemilikan atau sejenisnya," kata Benhur.

Dia pun menyoroti adanya pemain yang sengaja tidak memasukan bola ke gawang lawan saat memiliki peluang, termasuk dari penalti. Hal ini dibuktikan Benhur dari potongan video yang dikumpulkan oleh Persipura.

"Di potongan video yang beredar di publik terlihat jelas bagaimana reaksi pemain tersebut saat rekannya menciptakan gol, patut diinvestigasi juga. Kalau kamu benar-benar mau menang pasti kamu gembira saat temanmu bikin gol, iya kan," kata Benhur. 

Benhur menuding, seharusnya penambahan perangkat pertandingan ditambah, maka akan banyak pelanggaran yang bisa dilihat secara teliti.  "Sebanyak itu perangkatnya masa tidak ada yang lihat ada lebih dari 1 pelanggaran saat pinalti itu," kata Benhur. 

"Nah, dengan tambahan jumlah perangkat yang disampaikan Ketua Umum PSSI apakah tujuannya terlaksana, bagi kami tidak, terutama pada pertandingan tersebut,"  katanya menambahkan.

Benhur mengatakan, kedua pertandingan tersebut sudah menjadi pembicaraan publik yang menimbulkan banyak pertanyaan. Untuk itu Persipura memberikan surat permohonan ini agar membantu PSSI dalam menjaga azaz fair play, integritas dan profesionalitas kompetisi. 

"Harusnya PSSI sebagai federasi pro aktif, tapi tidak ada, karena kami lihat federasi tenang-tenang saja saat integritas sepabola dipertanyakan publik, maka kami bergerak untuk membantu PSSI. Bantuan kami ini sudah seharusnya didukung oleh PSSI,  karena terkait football integrity yang selalu mereka dengung-dengungkan," kata Benhur.

Sekjen PSSI Yunus Nusi mengatakan, Persipura memang punya hak untuk mengajukan keberatan. Namun, Yunus mengaku pihaknya belum menerima surat apapun dari Persipura terkait hal ini. 

"Kami baru tahu dari media. Dan ya pastinya semua klub punya hak yang sama untuk mengajukan keberatannya," kata Yunus kepada Republika, kemarin.

Yunus tidak mempermasalahkan keinginan Persipura untuk mengajukan permohonan ke FIFA dan CAS. Menurutnya, itu sah-sah saja dan dia memastikan pihaknya sebagai federasi tertinggi sepak bola Indonesia tidak merasa keberatan atau dilangkahi. 

"Ya silakan aja kalo jalur itu yang digunakan. Sejauh ini belum ada (surat permohonan dari Persipura untuk investigasi). Nanti saya cek, sudah lima hari saya di luar kantor," katanya. 

Senada dengan itu, Direktur Utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita mengaku belum mendapat laporan dari anggotanya terkait permohonan tersebut. "Saya belum membaca Persipura sebagai klub akan melakukan upaya hukum, yang saya baca ada seorang pengacara yang akan menggugat," kata Akhmad kepada Republika. 

"Harus jelas, legal standing-nya menggugat sebagai apa dan mau gugat lewat jalur mana juga belum jelas, jadi saya belum melihat berita itu secara utuh," kata dia menambahkan.

Hasil akhir dari dua laga yang Persipura tudingkan memang kebetulan membuat Pasukan Mutiara Hitam harus terdegradasi ke Liga 2. Saat itu, Persija kalah telak 0-2 dari PSS, yang membuat Elang Super Jawa terbebas dari zona merah. Kemudian, hasil imbang Persib melawan Barito juga merugikan Persipura. Barito lolos dari jurang degradasi sedangkan Persipura terjerumus ke dalamnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement