REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pada 2020 silam rumah Ashley Cole dimasuki perampok. Rupanya bukan hanya harta Cole yang dijarah. Eks bek tim nasional Inggris itu juga mendapat tindakan kekerasan.
Lewat persidangan di pengadilan Tinggi Nottingham, seorang pelaku diketahui sempat mengancam akan memotong jari Cole. Ia bahkan diikat dan dibawa mengitari kediamannnya. Selama momen tersebut, ia hanya mengenakan celana pendek.
Salah satu perampok bernama Kurtis Dilks. Pria 34 tahun itu menjadi bagian dari geng yang mendobrak rumah Cole. Ia mengambil perhiasana, ponsel, dan kunci BMW.
Dua anak mantan bintang Chelsea dan Arsenal itu, berada di rumah, saat perampokan terjadi. Pasangan Cole, Sharon Canu bersembunyi di lemari sambil mencoba menelpon polisi.
"Hal berikutnya yang diketahui Ms Canu adalah ketika salah satu perampok membuka pintu lemari dan mengambil telepon darinya saat dia berbicara dengan polisi. Dia kemudian melihat Tuan Cole berlutut dengan tangan terikat di belakang punggungnya," kata jaksa Michael Brady, dikutip dari Sky Sports, Selasa (12/4/2022).
Menurut Brady, para perampok juga mencoba mengikat tangan Canu. Namun wanita kelahiran Roma, Italia itu berani menolaknya. Tapi keberanian yang bersangkutan tak bertahan lama. Ia diancam dengan pisau.
Rapor merah hasil kejahatan Dilks bertambah. Mereka diduga memang spesialis merampoki rumah bintang sepak bola di Inggirs. Dilks juga dituduh merampok rumah mantan gelandang Tottenham Hotspur, Tom Huddlestone. Ia juga menjadi bagian dari geng yang diduga mencuri portland tiara (mahkota berlian) dari Welbeck State senilai 3,75 poundsterling pada 2018 lalu.
Dilks, Ashleyo Cumberpath, dan Andrew MacDonald berkonspirasi merampok istri Huddlestone, Joana Dixon. Perhiasan, tas tangan Dixon senilai 500 ribu pounds, serta cincin pernikahan dan pertunanangannya diampil para penjahat tersebut.
Brady mengatakan kepada juri, terdakwa sangat detail merencanakan serangkaian perampokan ini. Terkadang ia harus menggunakan kekerasan. Korban sulit menghalangi tindakan tersebut.
Itu karena para pelaku mempersenjatai diri. Bahkan kehadiran anak-anak tidak menggangu niat mereka.