Jumat 15 Apr 2022 22:09 WIB

Timnya Kalah, Presiden Barcelona Heran Banyak Fans Frankfurt Penuhi Camp Nou

Ada sekitar 20 ribu fan klub asal Jerman itu di Camp Nou.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
 Reaksi pemain Barcelona Ronald Araujo setelah kehilangan peluang mencetak gol pada pertandingan leg kedua perempat final Liga Europa antara Barcelona dan Eintracht Frankfurt di stadion Camp Nou, di Barcelona, ??Spanyol, Kamis, 14 April 2022.
Foto: AP/Joan Monfort
Reaksi pemain Barcelona Ronald Araujo setelah kehilangan peluang mencetak gol pada pertandingan leg kedua perempat final Liga Europa antara Barcelona dan Eintracht Frankfurt di stadion Camp Nou, di Barcelona, ??Spanyol, Kamis, 14 April 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Presiden Barcelona Joan Laporta, malu dengan pemandangan tribun di Camp Nou, saat Barcelona disingkirkan Eintracht Frankfurt dari Liga Europa dini hari tadi WIB. Dalam pertandingan yang berakhir dengan skor 3-2 untuk Frankfurt itu, terlihat Camp Nou yang tidak terisi penuh oleh suporter tuan rumah. 

Sebaliknya, ada sekitar 20 ribu fan klub asal Jerman itu yang rela mendukung tim mereka ke Camp Nou. ''Saya khawatir karena apa yang terjadi itu memalukan dan tidak bisa terjadi lagi. Kami memiliki informasi tentang apa yang terjadi, tapi kami perlu waktu untuk memprosesnya,'' kata Laporta, dikutip dari Marca, Jumat (15/4/2022).

Baca Juga

Oleh karena itu, Laporta menegaskan akan mengambil tindakan atas peristiwa kosongnya Camp Nou, saat Barcelona tengah berjuang untuk bisa lolos ke semifinal Liga Europa. Serta fan tim tamu yang bisa mendapatkan banyak tiket. Laporta mengatakan kalau klub sedang menyelidiki bagaimana hal ini bisa terjadi, dan mencegahnya kembali terjadi di masa depan. 

Laporta akan mengecek apakah ada yang salah di departemen keamanan dan tiket. Setelah itu, baru akan menjelaskan masalahnya dan mengambil tindakan. 

Salah satu yang ingin diinvestigasi adalah bagaimana bisa penggemar Frankfurt mendapatkan banyak jatah tiket. ''Kami akan mengambil tindakan karena itu keterlaluan dan memalukan. Kami tidak bisa membiarkan situasi seperti ini terjadi. Kami harus lebih tegas,'' ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement