REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Manchester City berharap bisa mencapai final Liga Champions dua musim beruntun, meski menghadapi Real Madrid di semifinal musim ini. Namun, Pep Guardiola dipusingkan dengan cederanya sejumlah pemain ini, dengan sebagian besar adalah pemain bertahan.
Sejak 2016, Manchester City mencetak lebih dari 100 gol di semua kompetisi tiap musim, dengan rata-rata mencetak 2,5 gol per pertandingan. Pencapaian fenomenal itu berkat keseimbangan, yang salah satu diantaranya berkat kehadiran Ruben Dias dan Joao Cancelo.
Namun, jelang leg pertama semifinal melawan Los Merengues, Cancelo absen karena sanksi, sementara Kyle Walker dan John Stone cedera. Karena itu, Guardiola perlu menemukan solusi masalah di timnya ini. Walaupun pelatih asal Spanyol itu menegaskan dirinya tidak perlu banyak bek di kotak penalti untuk bisa bertahan dengan baik.
''Kami yakin, Anda tidak perlu banyak pemain di kotak penalti untuk bertahan dengan baik. Cara terbaik bertahan adalah Anda menguasai bola,'' kata Guardiola, dikutip dari Marca, Selasa (26/4/2022).
Salah satu aspek kunci gaya permainan City adalah tekad mereka menguasai bola. Menjaga penguasaan bola menjadi fondasi permainan dari mantan pelatih Barcelona tersebut.
Statistik membuktikan, rekor defensif City meningkat pesat sejak 2016, dari kebobolan 60 gol di musim 2016 menjadi 39 di musim ini. Menurut Guardiola, untuk bisa kebobolan, lawan harus memiliki bola. Semakin sedikit lawan memegang bola, maka semakin besar kemungkinan untuk clean sheet.
''Anda bisa dihukum dengan serangan balik. Tapi saya sangat senang dengan statistik kami. Kami menyerang dan di saat yang sama kami solid dan kebobolan beberapa gol,'' kata dia.