REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Real Madrid baru saja meraih trofi Liga Champions ke-14. Pada partai final musim ini, Madrid mengalahkan Liverpool 1-0 di Stade de France, Paris, Ahad (29/5/2022) dini hari WIB.
Keberhasilan El Real tidak terlepas dari tangan dingin Carlo Ancelotti. Ia jeli menerapkan strategi saat menghadapi sejumlah tim berkelas. Hasilnya berbicara di lapangan.
Rekor demi rekor tercatat atas namanya. Sebelumnya sosok kelahiran Reggiolo ini menjadi arsitek pertama yang meraih gelar domestik di lima liga besar.
Ia meraih trofi Serie A Italia di AC Milan. Ia merajai Liga Primer Inggris saat menangani Chelsea. Ia juga berjaya pada ajang Ligue 1 Prancis bersama Paris Saint-Germain (PSG).
Kemudian, Don Carlo menjadi kampiun Bundesliga (Bayern Muenchen), serta La Liga Spanyol. Belum berhenti sampai di situ. Ia juga berprestasi di Eropa.
Kini sang allenatore menjadi pelatih pertama yang meraih empat gelar Liga Champions. Dua bersama Milan. Sisanya saat ia membesut El Real.
Muncul pertanyaan apakah Carlo Ancelotti layak menjadi pelatih Italia terbaik sepanjang masa? Tentu saja bisa iyah bisa tidak. Semua penikmat sepak bola memiliki argumentasi masing-masing.
Terpenting ia sudah merasakan semua gelar di level klub. Hanya ada beberapa nama yang menjadi pesaing terberatnya. Ada Marcelo Lippi yang meraih segalanya di Juventus dan membawa timnas negeri spaghetti merajai Piala Dunia 2006. Kemudian Arrigo Sacchi, Fabio Capello, serta Giovanni Trapattoni.
Apa pun itu, Ancelotti masih bertaji di level tertinggi. Ia berdiri kokoh di tengah kemunculan banyak pelatih hebat yang lebih muda darinya. Dua di antaranya Pep Guardiola dan Juergen Klopp.
"Saya tidak memikirkan trofi yang telah saya menangkan. Saya hanya hanya memikirkan besarnya kegembiraan yang telah kami berikan kepada penggemar. Itu menjadi dorongan untuk kami." kata Don Carlo, dikutip dari laman resmi UEFA.
Ia merasa mudah berprestasi di Madrid. Faktor sejarah klub membantunya dalam bertugas. Kemudian kehadiran pendukung bak kekuatan tambahan.
Tetapi kejelian Don Carlo tak bisa dinafikan. Kemana pun ia pergi, nyaris selalu berujung prestasi. Ia hanya sedikit tersendat ketika membesut Napoli dan Everton.