REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Andy Robertson menjelaskan bagaimana kondisi di ruang ganti Liverpool setelah kekalahan final Liga Champions melawan Real Madrid, Ahad (29/5/2022). Dia menyebut ada rasa frustrasi yang melankolis dari timnya seperti perasaan tidak berdaya, yang masuk akal mengingat jalannya pertandingan.
Pelatih Jurgen Klopp mengalami kesulitan untuk menerima apa yang telah terjadi, karena timnya telah memainkan permainan yang solid. Namun itu tidak cukup dan Robertson menjelaskan bagaimana hal itu tersisa sampai ke ruang ganti.
"Diam. Dihancurkan. Itulah yang terjadi ketika Anda kalah di final," kata Robertson dalam wawancara dengan BT Sports, dikutip dari Football Espana. "Kami memiliki peluang, menghadapi kiper yang luar biasa malam ini, dia melakukan beberapa penyelamatan yang luar biasa," jelasnya.
Courtois memang luar biasa. Namun Robertson merasa bahwa Liverpool yang membiarkan Real Madrid kembali ke permainan. Menurutnya the Reds bisa bermain sedikit lebih baik, terutama pada babak kedua.
"Kami tidak memulai dengan baik, mereka mulai mendapatkan sedikit pijakan dalam permainan. Ketika Anda menghadapi tim berpengalaman seperti itu, mereka tahu bagaimana memenangkan pertandingan ini," ujarnya.
Tentang itu, tidak ada yang akan membantahnya. Real Madrid memiliki perpaduan yang baik antara pemain muda dan pengalaman dalam skuad mereka. Pemain seperti Eduardo Camavinga, Vinicius Junior, dan Rodrygo Goes memberi warna dalam permainan Madrid meskipun tak sepanjang 90 menit.
Di sisi lain, Luka Modric, Casemiro, Karim Benzema dan Toni Kroos semuanya telah memenangkan lima Liga Champions. Semua keahlian itu digunakan untuk efek maksimal sepanjang perjalanan Liga Champions mereka.
Real Madrid memenangkan pertandingan tersebut dengan skor 1-0 berkat gol semata wayang Vinicius Junior pada menit ke-59. Kemenangan itu mempertegas status Los Blancos sebagai klub tersukses di kompetisi kasta teratas antarklub Eropa.