REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tuan rumah tanpa meraih gelar satu pun di Indonesia Masters 2021. Ganda putra nomor satu dunia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, yang menjadi satu-satunya perwakilan tuan rumah yang lolos ke final tumbang dari pasangan Jepang non-unggulan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi.
Pencapaian buruk Indonesia tahun lalu diharapkan tak lagi terulang di Indonesia Masters 2022 di Istora Senayan Jakarta 7-12 Juni. Diizinkannya penonton menyaksikan langsung ke arena pertandingan semestinya dapat menjadi pelecut semangat atlet Indonesia untuk kembali menyumbangkan gelar juara.
Indonesia akan menurunkan seluruh pebulu tangkis terbaiknya. Tiga andalan ganda putra Indonesia, Kevin/Marcus, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, akan diturunkan. Kemudian sejumlah ganda putra pelapis juga akan ambil bagian, yakni Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani, dan Muhammad Sohibul Fikri/Bagas Maulana.
Indonesia menaruh harapan besar pada nomor ganda putra untuk menyumbang gelar juara di turnamen ini. Pasalnya, ganda putra adalah nomor yang paling kuat di antara nomor yang lain. Terutama Marcus/Kevin yang menjadi juara secara beruntun pada 2018, 2019, dan 2020.
Di laga perdana, Marcus/Kevin akan menghadapi pasangan Prancis Christo Popov/Toma Junior Popov. Adapun Hendra/ahsan akan menghadapi pasangan Denmark Jeppe Bay/Lasse Molhede. Sementara Fajar/Rian akan melawan pasangan Malaysia, Man Wei Chong/Kai Wun Tee.
Di sektor tunggal putra, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting, tetap menjadi harapan utama untuk menjadi yang terbaik. Jojo akan melawan wakil Cina, Zhao Jun Peng. Kemudian Ginting akan melawan Kunlavut Vitidsarn asal Thailand.
Dua andalan Indonesia itu akan ditemani Shesar Hiren Rhustavito. Namun Rhustavito tampaknya harus berjuang keras untuk melangkah lebih jauh. Sebab di partai pertama ia akan menghadapi Viktor Axelsen yang kini menempati peringkat pertama dunia.
Vito pun bertekad menampilkan kemampuan terbaiknya untuk meraup hasil maksimal. "Bagi saya tidak ada perbedaan. Sebelum pandemi dan sesudah pandemi di Istora sama saja," kata Vito dalam konferensi pers di Istora Senayan, Senin (6/6/2022).
Indonesia kemungkinan sulit mengharapkan sektor tunggal putri melangkah lebih jauh, mengingat kualitas permainan yang kalah dari atlet-atlet top, seperti An Se Young dan Chen Yu Fei.
Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, akan melawan atlet asal Thailand Phittayaporn Chaiwan di partai pertama. Ia mungkin pemain yang paling diharapkan tuan rumah di antara yang lainnya karena pengalamannya.
Tunggal putri lainnya, Putri Kusuma Wardani, bertekad menampilkan permainan terbaik. Bagi dia, ini merupakan kesempatan pertamanya bertanding di Istora.
"Saat bisa tampil di turnamen level super 500 pertama, rasanya senang. Saya sangat excited dan langsung masuk ke Istora. Laga pertama di kualifikasi persiapan sama saja, seperti laga biasanya saja. Dari segi fisik pasti ditingkatkan untuk menghadapi turnamen ini,” kata pemain dengan julukan Putri KW.
Pensiunnya Greysia Polii yang selama ini selalu menjadi tumpuan asa di sektor ganda putri membuat optimisme sedikit turun. Harapan itu kini ada di pundak Apriyani Rahayu, mantan partner Polii, yang akan berpasangan dengan Siti Fadia Silva. Apriyani/Fadia akan melawan pasangan Belanda Debora Jille/Cheryl Seinen di laga perdana.
Sementara, sektor ganda campuran berharap kepada pasangan Praven Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Pengalaman dan prestasi ganda campuran tuan rumah itu di sejumlah turnamen BWF diharapkan bisa mengantarkannya menjadi yang terbaik.