REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Co Founder and Chief Championship Officer Formula E Alberto Longo berharap semua pihak baik pemerintah, regulator, swasta, dan masyarakat berkolaborasi menerapkan electric vehicle (EV) atau kendaraan elektrik sebagai alat mobilitas sehari-hari. Ia menilai Indonesia yang maju ekonominya di Asia Tenggara bisa menjadikan kendaraan listrik sebagai alat transportasi lumrah.
"Pemanasan glolbal bisa teratasi bila Indonesia terlibat dengan penggunaan kendaraan elektrik yang masif," kata dia dalam webinar bertajuk 'Jakarta E Prix Sustainability Talk Finale: Jakarta Electric Race. Change. Accelerated'.
Pada webinar hasil besutan JakPro, Tempo, dan Allianz ini, Direktur Eksekutif Komite Bersama Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin mengatakan, selain untuk mengatasi krisis iklim, penggunaan kendaraan elektrik mendatangkan tiga manfaat yakni mengurangi pencemaran udara di perkotaan, menjadi bukti partisipasi global untuk menekan emisi karbon.
Ia mengatakan, agar penggunaan kendaraan elektrik ini bisa diterapkan, pemerintah bisa membuat aturan insentif dan disinsentif. Misalnya, kata dia, untuk motor yang mengeluarkan emisi 60 gram per kilometer, bisa dibuat regulasi yang menetapkan jika emisi yang dihasilkan motor lebih dari angka tersebut akan dikenakan cukai.
"Sebaliknya jika kurang dari angkat tersebut akan mendapat insentif. Dengan aturan ini, saya yakin akan terjadi peningkatan penetrasi pasar,” kata Safrudin.
Terkait penetrasi pasar yang berkaitan dengan ekonomi ini, Head Of Product & Underwriting PT Asuransi Allianz Utama Indonesia Dony Sinanda Putra mengatakan, Allianz bertekad menjadi pemimpin di kategori sustainability pada industri keuangan, terutama dengan tiga misi utama.
Pertama, berperan dalam mengatasi krisis iklim dengan upaya mendukung pencapaian nol karbon. Kedua, mendukung masyarakat terutama generasi penerus agar mempraktikkan cara hidup yang berkelanjutan. Tiga, memastikan permodalan dan asuransi menunjang upaya keberlanjutan. Hal ini misalnya, dengan menarik dukungan terhadap bisnis yang masih mengedepankan penggunaan energi fosil.
"Salah satu gebrakan Allianz adalah dengan mencabut keikusertaan sebagai promotor balapan yang masih menggunakan bahan bakar fosil. Bukti nyata terlihat pada ajang E-Prix ini. Dulu kami sponsor fossil fuel, tapi kemudian beralih dan memilih untuk menyeponsori Formula E,” kata Dony.
Dikutip dari Antara, Kamis (9/6/2022), kesuksesan gelarwn Formula E tahun ini membuat Jakarta semakin antusias kembali menggelar balapan serupa tahun depan.
Ketua Panitia Pelaksana Formula E Jakarta Ahmad Sahroni menyarankan agar balapan Formula E berikutnya di JIEC Ancol digelar pada malam hari.
"Kami pernah foto malam hari itu pemandangannya bagus banget. Dan gue rasa, sebagai orang yang lahir di Jakarta, melihat itu fantastis. Makanya kami menyarankan ke Alberto agar berikut balapannya malam hari saja," kata Sahroni.