REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Timnas sepak bola Indonesia bersiap melakoni laga kedua Grup A Kualifikasi Piala Asia 2023 di Stadion Internasional Jaber Al-Ahmad, Kuwait City, Ahad (12/6/2022) dini hari WIB. Setelah berhasil mengamankan kemenangan penting dari tuan rumah Kuwait di laga perdana, skuad Garuda akan dihadapkan dengan tantangan terberat melawan Yordania.
Tim Merah Putih punya catatan buruk saat menghadapi Yordania. Dilansir dari situs 11v11, timnas Indonesia dan Yordania tercatat sudah empat kali bertemu dan semuanya terjadi pada laga persahabatan. Dalam pertemuan tersebut, skuad Garuda selalu menelan kekalahan. Secara total gawang Indonesia telah kebobolan 12 gol dan hanya membalas dengan dua gol.
Pertemuan pertama antara Indonesia dengan Yordania terjadi pada 12 Februari 2004 di Amman. Indonesia menelan kekalahan 1-2.
Tujuh tahun berselang, tepatnya pada 27 Agustus 2011, Indonesia kembali menelan kekalahan 0-1 dari Yordania di Amman. Pada 31 Januari 2013, Indonesia dipermalukan lima gol tanpa balas. Kemudian pada 11 Juni 2019, Indonesia menelan kekalahan 1-4.
Kendati demikian, tim asuhan Shin Tae-yong tak boleh mundur sebelum bertanding. Dengan kemenangan 2-1 atas Kuwait di laga perdana, Fachruddin Aryanto dkk telah membuktikan mampu mengatasi lawan yang berperingkat lebih tinggi di ranking Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA). Bukan tidak mungkin itu juga terjadi saat Indonesia menghadapi Yordania yang menduduki posisi ke-91 dunia.
Pelatih timnas Yordania Adnan Hamad juga mulai memperhitungkan Indonesia setelah kemenangan skuad Garuda atas Kuwait. Adnan menyebut Indonesia yang bangkit dari ketertinggalan tampil impresif selama pertandingan menghadapi Kuwait. Menurutnya keberhasilan Indonesia mengamankan tiga poin juga telah mengubah peta persaingan grup.
"Ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki kemungkinan yang setara untuk lolos kualifikasi," kata Adnan dikutip dari laman resmi Federasi Sepak Bola Yordania, Jumat (10/6/2022).
Pelatih berusia 61 tahun itu mengakui Indonesia sebagai tim yang patut diwaspadai. Sebab itu, ia bertekad untuk mempertahankan status juara grup. "Ini (Indonesia) adalah tim yang terorganisasi dan punya pemain profesional di liga-liga Eropa. Persiapan para pemain sangat baik untuk kualifikasi dan kami harus membuktikan level kami dengan meraih kemenangan dan memimpin klasemen grup," tegasnya.
Di sisi lain, Shin Tae-yong mengaku tidak menyangka bisa meraih kemenangan melawan Kuwait. Menurutnya, kemenangan itu bisa terjadi berkat kerja keras Fachruddin Aryanto dkk meskipun harus bermain di tengah cuaca yang panas.
Dengan kemenangan ini, pelatih asal Korea Selatan itu meyakini sepak bola Indonesia semakin berkembang. "Kemenangan ini merupakan hasil kerja keras para pemain sepanjang pertandingan dan bisa menjadi momentum kebangkitan," kata Shin.
Pengamat sepak bola Indonesia, Mohamad Kusnaeni mengatakan, permainan skuad Garuda sudah lebih baik daripada saat menghadapi Bangladesh dalam uji coba internasional sebelumnya. Persoalan utama yang berhasil diatasi adalah kecanggungan di 15 menit pertama yang kerap menjadi masalah bagi timnas Indonesia.
Selain itu, Kusnaeni menilai permainan timnas Indonesia yang kini menduduki posisi ke-158 dunia lebih terpadu saat menghadapi Kuwait. Adapun yang masih harus dibenahi adalah menjaga fokus di 15 menit akhir ketika stamina pemain sudah mulai menurun. "Saya berharap di dua laga terakhir Indonesia bisa bermain lebih konsisten seperti saat melawan Kuwait," kata Kusnaeni kepada Republika.co.id, Jumat (10/6).
Selanjutnya, pria yang akrab disapa Bung Kus itu meminta skuad Garuda bisa bermain lepas tanpa beban. Pasalnya, kata dia, jika terlalu terbebani oleh target tertentu, fokus para pemain justru terpecah dan tidak bisa mengembangkan permainan dengan baik.
Menurut Bung Kus, tiga poin yang telah dimiliki Indonesia saat ini seharusnya bisa membuat para pemain lebih tenang dan percaya diri. "Main santai saja, jangan terbebani dengan penilaian bahwa lawan punya peringkat FIFA lebih tinggi. Itu terbukti saat melawan Kuwait bahwa peringkat itu hanya soal angka," jelasnya.