REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Bintang Manchester City Kevin de Bruyne diizinkan meninggalkan kamp tim nasional Belgia lebih awal agar ia dapat menikmati liburan musim panas. De Bruyne akan absen membela Belgia melawan Polandia, Rabu (15/6/2022) dini hari WIB dalam pertandingan terakhir dari rangkaian empat laga grup UEFA Nations League.
De Bruyne diizinkan meninggalkan timnas lebih awal karena dia menjalani musim yang melelahkan. Dilansir dari Manchester Evening News, Senin (13/6/2022), sejak musim 2019/2020 yang diganggu oleh pandemi lalu dilanjutkan muism baru pada Agustus 2020, De Bruyne nyaris tak berhenti bermain.
Pada awal musim 2020/2021 ia bermain 40 pertandingan yang membuat dia menderita patah tulang wajah di final Liga Champions. Ia juga berjuang mewakili negaranya di Euro 2020. Setelah itu ia mengalami cedera pergelangan kaki yang sangat membatasi pramusimnya. Itu menyebabkan dia melewatkan pembukaan musim 2021/2022.
Setelah sembuh dari Covid-19 pada Desember, ia bermain dalam 31 dari 36 pertandingan sebelum bergabung dengan Belgia satu pekan setelah memenangkan Liga Inggris. Singkatnya, De Bruyne memainkan banyak sekali pertandingan dalam dua tahun terakhir. Situasi yang dialaminya itu menyebabkan lahir kritik dari De Bruyne terhadap turnamen UEFA Nations League.
“UEFA Nations League tidak penting di mata saya. [Mereka] hanya pertandingan persahabatan yang dimuliakan setelah musim yang panjang dan sulit. Saya tidak menantikannya,” kata De Bruyne saat menghadapi Belanda, 3 Juni lalu.
Ia mengatakan sebagai pemain sudah sepantasnya juga berhak mendapatkan waktu libur atau istirahat. Namun ia tak punya banyak kekuatan. Ia menegaskan pemain kurang lebih hanya mempunyai tiga pekan liburan setiap 12 bulan.
Bek Liverpool Virgil van Dijk mendukung pendapat De Bruyne bahwa UEFA Nations League pertandingan sia-sia. Pun dengan Gareth Bale yang memiliki pandangan serupa. Kepada wartawan ia mengatakan De Bruyne bisa memainkan 79 pertandingan musim depan yang dimainkan bersama klub dan negara. Hal tersebut menurutnya tak sehat.
"Terlalu banyak, hal-hal jelas perlu diubah," kata pemain Wales itu.
Pemain tak mungkin bermain di level tinggi dengan banyak melakoni pertandingan. Mereka akan menghadapi efek jangka panjang yakni kelelahan.