Sabtu 18 Jun 2022 22:11 WIB

Ini Kata Kabid Binpres PBSI Penyebab Kegagalan di Indonesia Open 2022

Kabid Binpres PSSI menyebut faktor kelelahan penyebab kegagalan di Indonesia Open

Rep: Fitriyanto/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pebulu tangkis ganda putra Indonesia Muhammad Rian Ardianto (kiri) dan Fajar Alfian memukul kok ke arah ganda putra China Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi dalam laga Perempat Final Indonesia Open 2022 di Istora Senayan, Jakarta. Hasil kurang memuaskan yang didapat tim bulutangkis tuan rumah pada ajang Indonesia Open 2022 membuat Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky angkat bicara. Kegagalan skuad Cipayung mengukir performa terbaik karena faktor fisik dan teknik.
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
Pebulu tangkis ganda putra Indonesia Muhammad Rian Ardianto (kiri) dan Fajar Alfian memukul kok ke arah ganda putra China Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi dalam laga Perempat Final Indonesia Open 2022 di Istora Senayan, Jakarta. Hasil kurang memuaskan yang didapat tim bulutangkis tuan rumah pada ajang Indonesia Open 2022 membuat Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky angkat bicara. Kegagalan skuad Cipayung mengukir performa terbaik karena faktor fisik dan teknik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil kurang memuaskan yang didapat tim bulu tangkis tuan rumah pada ajang Indonesia Open 2022 membuat Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky angkat bicara. Kegagalan skuad Cipayung mengukir performa terbaik karena faktor fisik dan teknik. 

Kegagalan wakil bulutangkis Indonesia melaju ke babak empat besar turnamen level super 1000 itu bukan tanpa alasan. Maklum, waktu penyelenggaraan turnamen yang berdekatan antara Indonesia Masters dan Indonesia Open membuat beberapa pemain tuan rumah kelelahan. 

Dalam turnamen berhadiah total 1,2 juta dolar AS tersebut, dari empat wakil yang tersisa di perempatfinal, semuanya gagal memetik kemenangan. Akhirnya, tidak ada wakil Indonesia yang lolos di semifinal. 

"Melihat hasil keseluruhan saat kami gagal meloloskan wakil ke babak semifinal bukan tanpa alasan. Faktor kondisi fisik turut memengaruhi, sehingga wakil Indonesia gagal di babak perempatfinal," tutur Rionny dalam temu media di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (18/6/2022) sore. 

Hal itu nantinya menjadi koreksi besar mengingat ke depannya akan ada turnamen padat lagi di Malaysia dan lanjut ke Singapura Terbuka. Untuk itu, beberapa persiapan dilakukan. Mulai dari pengembalian kondisi fisik, teknik, dan mental bertanding. 

"Hal itu tentu menjadi catatan dan evaluasi ke depannya, mengingat akan ada turnamen yang akan diikuti di bulan Juli nanti," ujar Rionny. 

“Selain itu, yang harus menjadi catatan di luar hal itu ialah kondisi di lapangan seperti angin hingga gemuruh penonton juga turut mempengaruhi permainan pemain di atas lapangan," ungkap Rionny. 

Setelah menjalani laga padat di Istora selama dua pekan lamanya, para pebulu tangkis Indonesia praktis punya waktu seminggu untuk mempersiapkan diri turun di ajang berikutnya. 

Dengan melihat kondisi tersebut, Rionny sudah berkoordinasi dengan beberapa pelatih terkait untuk membuat program khusus, baik teknik maupun fisik menjelang menjalani turnamen padat berikutnya. 

"Saya harus bilang faktor fisik dan teknik bermain akan menjadi catatan kami untuk diperbaiki lebih lanjut. Untuk itu, pemain itu sendiri harus memiliki motivasi dalam diri masing-masing siap menghadapi program latihan yang dibuat," papar Rionny. 

"Ke depannya akan banyak turnamen yang akan diikuti untuk menambah tabungan poin masing-masing pemain yang tahun depan akan mengikuti kualifikasi Olimpiade," tambah Rionny. 

Tercatat dari 20 wakil yang berlaga di Indonesia Open 2022 hanya empat yang mampu melaju di babak delapan besar turnamen BWF level super 1000 itu. Keempat pemain itu ialah Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan (ganda putra), Anthony Sinisuka Ginting (tunggal putra), dan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti (ganda putri). 

Fajar/Rian tersandung di babak perempatfinal seusai kalah dari wakil China, Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi dengan skor identik 18-21, 18-21. 

Ganda putra lainnya yang tersingkir ialah Pramudya/Yeremia yang kalah dari peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020 asal Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik lewat pertarungan rubber game 21-14, 12-21, 20-22. 

Dari sektor tunggal putra, wakil Indonesia yang gagal yakni Anthony Sinisuka Ginting yang menyerah dari pebulutangkis Denmark, Viktor Axelsen. Pemain asal Cimahi itu takluk dari pebulutangkis rangking satu dunia itu dengan skor 13-21, 21-19, 9-21. 

Satu lagi wakil Indonesia yang gagal ke empat besar ialah Apriyani/Fadia. Peraih medali emas SEA Games 2021 itu harus mengakui keunggulan ganda putri Korea Selatan, Lee So Hee/Shin Seung Chan dengan skor 14-21, 19-21. 

Melihat prestasi itu, rapor pemain tuan rumah terbilang kurang memuaskan. Mengingat dari turnamen Indonesia Masters 2022 pekan sebelumnya, wakil Indonesia meraih satu gelar juara dan runner up. 

Pada turnamen BWF level 500 itu, pasangan berakronim FajRi itu di final menang atas Liang Wei Keng/Wang Chan (China) dengan skor 21-10, 21-17. 

Sayang langkah juara Swiss Open 2022 itu tidak diikuti Apriyani/Fadia yang kalah dari juara dunia 2021 asal China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan dengan skor 18-21, 12-21.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement