REPUBLIKA.CO.ID, SIDNEY -- Australia sedang mempertimbangkan tawaran menjadi tuan rumah Piala Asia 2023 menyusul keputusan China dalam melepaskan haknya menyelenggarakan turnamen ini, kata badan sepak bola negeri itu, Football Australia, seperti dikutip Reuters, Selasa (21/6/2022). China seharusnya menjadi tuan rumah turnamen ini pada Juni dan Juli tahun depan tetapi tekad negara itu dalam mempertahankan kebijakan nol-Covid telah mengakibatkan turnamen 24 tim tersebut dipindahkan.
Bulan lalu Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) membuka penawaran menjadi tuan rumah Piala Asia 2023 ini dan menyatakan pihak-pihak yang berminat harus menyampaikan konfirmasi sebelum 30 Juni. "Kami sedang berembug dengan AFC dan pemerintah secara paralel karena kami sudah memantapkan proses dan minat kami," kata juru bicara Football Australia.
Pemerintah Australia menolak mengomentari apakah mereka mendukung penawaran itu. "Keputusan untuk menyampaikan tawaran tergantung kepada Football Australia sebagai organisasi olahraga nasional yang relevan," kata Menteri Olahraga Anika Wells.
Korea Selatan juga sudah memastikan akan mengajukan penawaran, sementara Jepang bulan lalu mengatakan telah didekati secara informal untuk mengajukan penawaran. Australia sudah memiliki jadwal penuh selama 2023 karena akan menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia Putri bersama Selandia Baru, yang dimulai pada 20 Juli.
Australia menjadi tuan rumah dan sekaligus menjuarai Piala Asia 2015 pada Januari tahun itu ketika mantan pelatih Ange Postecoglou memimpin Socceroos meraih gelar kontinental pertama negara itu.
Minat negara itu mungkin bergantung kepada kesediaan AFC dalam mengalihkan waktu penyelenggaraan turnamen dari tengah tahun seperti sudah direncanakan untuk China. Itu karena jika tidak digeser berpotensi bentrok dengan Piala Dunia Putri dan karena stadion-stadion di negeri itu sudah mendapatkan permintaan yang tinggi dari cabang-cabang olah raga lain selama musim dingin di Australia.