Senin 27 Jun 2022 17:20 WIB

Elliot Dinilai Dapat Jadi Pilar Penting di Liverpool

Elliot memiliki kesamaan posisi dengan Philippe Coutinho

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Muhammad Akbar
Pemain Liverpool Harvey Elliott bereaksi setelah kehilangan peluang mencetak gol selama pertandingan sepak bola Piala FA Inggris antara Liverpool dan Norwich City di stadion Anfield di Liverpool, Inggris, Rabu, 2 Maret 2022.
Foto: AP/Jon Super
Pemain Liverpool Harvey Elliott bereaksi setelah kehilangan peluang mencetak gol selama pertandingan sepak bola Piala FA Inggris antara Liverpool dan Norwich City di stadion Anfield di Liverpool, Inggris, Rabu, 2 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Pelatih Liverpool, Juergen Klopp, digadang-gadang tengah menyiapkan perubahan besar dalam formasi permainan Liverpool pada musim depan.

Kehadiran Darwin Nunez, ditambah kepergian Sadio Mane, dianggap sinyal terbesar dari rencana pelatih asal Jerman tersebut.

Berdasarkan lansiran Liverpool Echo, Klopp akan menerapkan formasi 4-2-3-1 dan menempatkan Nunez sebagai ujung tombak serangan.

Penyerang asal Uruguay itu akan ditopang satu gelandang serang sebagai pengatur serangan dan dua winger di masing-masing sisi lapangan.

Selama ini, terutama sejak menangani The Reds pada 2015, Klopp begitu identik dengan formasi permainan, 4-3-3.

Namun, mantan pelatih Mainz itu juga mampu meraih kesuksesan saat menerapkan formasi, 4-2-3-1. Formasi ini diterapkan Klopp saat menukangi Borussia Dortmund pada 2008 hingga 2014.

Selama rentang waktu tersebut, Klopp sukses mengantarkan Dortmund menggoyang dominasi Bayern Muenchen dengan raihan dua titel Bundesliga.

Begitu juga dengan keberhasilan meraih satu trofi DFB Pokal. Bahkan pada musim 2011/2012, Klopp mengantarkan Dortmund mengawinkan dua titel domestik sepak bola Jerman.

Kini, tantangan terbesar Klopp adalah mencari pemain yang tepat untuk bisa memuluskan transisi dari formasi 4-3-3 ke formasi 4-2-3-1 tersebut.

Winger asal Inggris, Harvey Elliot, dinilai memiliki kemampuan tersebut, terutama dalam fleksibilitas posisi bermain di depan lini pertahanan lawan.

''Bisa ditempatkan di sisi kiri, sisi kanan, dan tengah selama berkiprah di tim senior, Elliot memiliki semua modal untuk bisa membantu Liverpool melewati transisi menuju era baru tersebut,'' tulis laporan Liverpool Echo, Senin (27/6).

Catatan statistik pun membuktikan kemampuan Elliot dalam memimpin serangan. Meski hanya tampil di 12 laga di semua ajang pada musim ini lantaran sempat mengalami cedera engkel parah, pemain berusia 19 tahun itu berada di posisi kedua dalam rataan umpan terbanyak ke bidang lapangan lawan per 90 menit laga.

Tidak hanya itu, dengan rataan mencapai 4,90, Elliot mencatatkan rataan tertinggi sepakan yang mengawali peluang emas per 90 menit. Dari segi posisi bermain, Elliot memiliki kesamaan posisi dengan Philippe Coutinho, yang kerap berada di half spaces antara lini permainan.

Dari posisi tersebut, mantan penggawa Fulham tersebut bisa melihat celah dan mengawali serangan ke area berbahaya di pertahanan tim lawan.

''Klopp setidaknya memiliki lima variasi posisi bermain yang bisa diberikan kepada Elliot di lini tengah. Penggawa timnas Inggris U-21 itu juga terbukti sudah mampu memahami aspek taktik yang diinginkan Klopp dari permainan Liverpoo,'' lanjut laporan Liverpool Echo tersebut.

Selain itu, Elliot sudah cukup mumpuni dalam hal mentalitas dan kematangan permainan di atas lapangan hijau. Bahkan, Klopp secara khusus menyebut, dua aspek tersebut merupakan kualitas terbaik yang dimiliki pemain yang didatangkan Liverpool pada 2019 silam tersebut.

''Mungkin salah satu talenta terbesar yang dimiliki Elliot adalah kesiapan mental dan bagaimana dia bisa melalui semua periode buruk (saat mengalami cedera parah).”

“Dari segi usia, dia mungkin terbilang masih remaja. Namun, di atas lapangan, hal itu tidak terlihat sama sekali,'' kata Klopp di laman resmi klub beberapa waktu lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement