Senin 18 Jul 2022 16:56 WIB

Thailand Musuh Terberat, Pelatih Atletik Kuatkan Mental Tim

Mental akan jadi salah satu faktor penentu siapa yang menjadi juaranya.

Rep: C 02/ Red: Endro Yuwanto
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali (tengah) didampingi Ketua Indonesia ASEAN Para Games Organizing Committee (Inaspoc) Gibran Rakabuming Raka (kanan) meninjau venue Para-Sepak Bola di Stadion UNS , Solo, Jawa Tengah, Senin (18/7/2022). Renovasi sejumlah venue olahraga yang dikerjakan dalam waktu 45 hari kerja, secara umum telah selesai dikerjakan dan siap digunakan untuk penyelengaraan ASEAN Paragames 2022 pada 30 Juli hingga 6 Agustus mendatang.
Foto: ANTARA/Mohammad Ayudha
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali (tengah) didampingi Ketua Indonesia ASEAN Para Games Organizing Committee (Inaspoc) Gibran Rakabuming Raka (kanan) meninjau venue Para-Sepak Bola di Stadion UNS , Solo, Jawa Tengah, Senin (18/7/2022). Renovasi sejumlah venue olahraga yang dikerjakan dalam waktu 45 hari kerja, secara umum telah selesai dikerjakan dan siap digunakan untuk penyelengaraan ASEAN Paragames 2022 pada 30 Juli hingga 6 Agustus mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, SURAKARTA -- Thailand akan menjadi musuh terberat untuk cabang olahraga (cabor) atletik Indonesia pada ASEAN Para Games 2022. Namun, mental akan jadi salah satu faktor penentu siapa yang menjadi juaranya.

Kepala pelatih cabor atletik, Slamet Widodo mengatakan, selain melakukan persiapan secara fisik, persiapan mental juga dilakukan. Pasalnya, mental jadi salah satu faktor penentu kemenangan di atas lapangan.

Baca Juga

“Apapun bisa terjadi di dalam lapangan. Siapa mentalnya yang lebih siap, yang mentalnya lebih bagus jadi juaranya,” kata Slamet pada Senin, (18/7/2022).

Namun, menurut Slamet, tim Indonesia memiliki keuntungan karena menjadi tuan rumah. Pasalnya, tim bisa berlatih dan mencoba lapangan terlebih dahulu daripada tim lain. “Apalagi kita tuan rumah, faktor mental kesiapan dengan sering mencoba lapangan itu jadi keuntungan tersendiri,” jelasnya.

Slamet juga mengatakan tim atletik sudah hampir final. Ia menjelaskan untuk saat ini para atlet sudah dalam kondisi prakompetisi. “Untuk atletik kesiapan mereka sudah 95 persen,” katanya.

Selain itu, Slamet mengatakan bahwa untuk cabor atletik menargetkan 35 medali emas. Di antaranya, atlet unggulan lari 100 meter Sapto Yogo Pramono dan Karisma Evi Tiarani dalam lari 100 meter.

“Target 35 medali emas beberapa diantaranya adalah di kursi roda, lari, lempar, lompat. Kemudian untuk nomor lari ada Sapto Yogo yang kita target paling tidak dua medali emas. Karisma Evi Tiarani dua medali emas dan Nur Feri Pradana dua emas. Kemudian untuk yang nomor lempar ada Alamsyah Fraginting ada Ahmad Fauzi target masing-masing satu emas,” jelas Slamet.

Namun, salah satu atlet cabor atletik lompat jauh, Setyo Budi Hartanto mengatakan, ada beberapa kendala. Khususnya lapangan untuk pemanasan sebelum pertandingan. Sebab, di tempat latihan biasanya di Kentingan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, tidak mendukung untuk pelatihan.

“Atletik lompat jauh di sini kan buat pertandingan, tapi kita tidak punya lapangan untuk warming up sebelum pertandingan. Jadi kami butuh lintasan yang seperti ini (Stadion Manahan). Selama ini kami latihan di kentingan, kendalanya di sana tracknya sudah rusak," ujar Setyo.

Setyo berharap bisa latihan di Stadion Manahan sehingga hari H tidak perlu penyesuaian. Namun, kalau memang ini akan digunakan untuk pembukaan ia siap di luar, mungkin dialihkan ke Sriwedari. “Kami inginnya latihan di sini, namun karena akan digunakan untuk acara opening kami meminta lapangan yang treknya masih bagus seperti di Sriwedari,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement