Selasa 26 Jul 2022 17:51 WIB

Klopp Akui Pernah Lakukan Kesalahan Soal Posisi Bermain Henderson 

Liverpool memasuki era baru bersama Juergen Klopp.

Rep: reja irfa widodo/ Red: Muhammad Akbar
Manajer Liverpool Fc Juergen Klopp berbicara pada konferensi pasca pertandingan selama pertandingan Standard Chartered Singapore Trophy 2022 antara Liverpool Fc dan Crystal Palace, di Singapura, Jumat, 15 Juli 2022. (AP Photo/Danial Hakim)
Foto: AP/Danial Hakim
Manajer Liverpool Fc Juergen Klopp berbicara pada konferensi pasca pertandingan selama pertandingan Standard Chartered Singapore Trophy 2022 antara Liverpool Fc dan Crystal Palace, di Singapura, Jumat, 15 Juli 2022. (AP Photo/Danial Hakim)

REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Berbagai keraguan sempat muncul soal kemampuan Jordan Henderson dalam menghuni lini tengah Liverpool, terutama usai hijrah dari Sunderland pada 2011 silam. 

Namun, gelandang asal Inggris itu akhirnya mampu membuktikan kualitasnya saat mengantarkan Liverpool memasuki era baru bersama Juergen Klopp. 

Gelandang berusia 32 tahun itu didatangkan dari Sunderland pada awal musim 2011/2012 dari Sunderland dengan nilai transfer dikabarkan mencapai 20 juta poundsterling. 

Kenny Dalglish, yang saat itu menangani The Reds, kepincut dengan performa Henderson. Namun, musim debut Henderson bersama Liverpool terbilang kurang memuaskan. 

Meski mendapatkan kesempatan tampil di 37 laga di pentas Liga Primer Inggris, Henderson yang kerap ditempatkan sebagai gelandang kanan dianggap tidak cukup mendongkrak performa The Reds. 

Bahkan, saat tongkat estafet pelatih The Reds beralih ke Brendan Rodgers, Henderson sempat masuk dalam daftar jual pemain Liverpool. The Reds pun siap melepas Henderson ke Fulham. 

Kondisinya sedikit lebih baik buat Henderson pada musim 2013/2014. Ditempatkan sebagai gelandang tengah, di depan Steven Gerrard, Henderson mulai tampil impresif. 

Pada sepanjang musim, Henderson tampil sebagai starter di 35 partai dari 38 laga di pentas Liga Primer Inggris. Namun, seiring dengan kehadiran Jurgen Klopp pada 2015, performa Henderson kembali menurun. 

Keputusan Klopp untuk menempatkan Henderson sebagai gelandang bertahan ternyata tidak mampu mengeluarkan kemampuan terbaik Henderson. 

Jebolan akademi sepak bola Sunderland itu tercatat hanya tampil di 17 laga dalam musim pertama Klopp menangani The Reds. 

Belakangan, pelatih asal Jerman itu mengakui kesalahannya dalam menempatkan Henderson sebagai gelandang bertahan, terutama selama pada periode satu setengah tahun awal menukangi The Reds. 

Klopp mengakui, Henderson jauh lebih nyaman ditempatkan sebagai gelandang tengah dan mengemban peran sebagai gelandang box to box

''Itu adalah salah saya, dalam satu setengah tahun awal, saya menempatkanya sebagai pemain nomor enam (gelandang bertahan)." 

"Namun, saat itu, kami membutuhkan pemain di posisi tersebut. Kini, dia benar-benar menyukai posisinya saat ini (gelandang tengah),'' ujar Klopp seperti dikutip Liverpool Echo, beberapa waktu lalu. 

Momen perubahan dalam posisi bermain Henderson di bawah kendali Klopp terjadi pada 2017. Dalam formasi 4-3-3, Henderso mendapatkan jaminan satu tempat di posisi gelandang tengah. 

Persaingan buat Henderson datang pada 2019, terutama pasca perekrutan Fabinho dan Naby Keita. Henderson pun mengaku pernah melakukan pembicaraan secara khusus dengan Klopp soal keinginannya untuk tetap diturunkan sebagai gelandang tengah pada 2018. 

Henderson merasa jauh lebih nyaman saat mengemban peran sebagai gelandang tengah dan menjaga keseimbangan permainan. 

''Saat berbicara dengannya (Klopp), saya merasa lebih nyaman berada di posisi gelandang tengah." 

"Sementara Fabinho justru lebih baik saat ditempatkan di gelandang bertahan. Dia berkata,'akan mengevaluasi hal tersebut'. Di posisi gelandang tengah, saya bisa lebih sering membantu serangan,'' kata Henderson. 

Kurang lebih setahun setelah perbincangan tersebut, Henderson terbukti mampu tampil impresif sebagai gelandang tengah dan kapten The Reds. 

Pada akhir musim 2019/2020, Henderson terpilih sebagai pemain terbaik versi FWA. Penghargaan ini tidak terlepas dari penampilan apik Henderson, yang mampu mengantarkan Liverpool menorehkan tidak pernah kalah dalam 27 laga di pentas Liga Primer Inggris. 

Henderson dinilai menjadi salah satu pilar penting dalam permainan The Reds saat merengkuh titel Liga Primer Inggris musim 2019/2020. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement