REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Everton secara resmi mengumumkan perekrutan penyerang sayap Dwigth McNeil yang diboyong dari Burnley, Kamis (28/7/2022). Klub tersebut musim lalu terdegradasi dari Liga Primer Inggris.
Pihak klub tak mengungkap nilai transfer McNeil, tapi media-media Inggris melaporkan pemain berusia 22 tahun itu ditebus dengan banderol sekira 20 juta poundsterling (sekira Rp360,6 miliar). McNeil meneken kontrak berdurasi lima tahun setelah menjadi rekrutan ketiga Everton pada musim panas ini. Ia menyusul bekas rekannya James Tarkowski yang didatangkan cuma-cuma dari Burnley dan bek Ruben Vinagre yang dipinjam dari klub Portugal Sporting CP.
McNeil mengaku keputusannya bergabung dengan Everton tidak lepas dari sosok Frank Lampard yang dinilainya mengenal karakternya dengan baik. "Sungguh perasaan luar biasa menuntaskan kepindahan ini. Ketika saya mendengar minat Everton, saya ingin segera menandatangani kontrak karena reputasi klub ini," kata McNeil dikutip dari situs resmi klub.
"Saya rasa bermain di bawah manajer seperti Frank Lampard akan membantu saya meningkatkan statistik, itu yang ingin saya lakukan sembari meningkatkan penampilan," ujarnya menambahkan.
Meski menyebut dirinya sebagai pemain sayap yang senang menggiring bola dan menusuk ke kotak penalti lawan, McNeil menegaskan bahwa ia juga ingin berperan lebih dalam membantu tim di sektor pertahanan.
"Saya ingin membantu tim sebaik mungkin, bekerja keras dan melakukan pekerjaan di aspek pertahanan juga," katanya.
Lampard tak menyembunyikan bahwa dia sudah cukup lama mengamati permainan McNeil dan menilainya sebagai pemain bertalenta yang bisa langsung meningkatkan kualitas skuad Everton.
McNeil sempat memperkuat tim nasional Inggris U-21. Sepanjang berada di Burnley ia mencatatkan 140 penampilan serta hanya absen dalam dua pertandingan liga sejak Desember 2018.
Dia tercatat sebagai penggiring bola terbaik kedua di Liga Primer musim lalu dengan catatan 90 kali sukses melewati lawan dan memproduksi 199 umpan silang atau terbanyak ketiga di liga. Musim lalu, Everton dan Burnley sama-sama terlibat dalam pertarungan menghindari ancaman degrasi tapi nama pertama sukses finis di urutan ke-16 atau hanya dua strip di atas zona merah.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
