REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu klub yang menjadi korban "keganasan" Satria Muda Pertamina Jakarta di kompetisi IBL 2022 adalah Amartha Hangtuah Jakarta. Walau sempat memberikan perlawanan, Hangtuah kalah 2-0 yakni 86-88 pada gim pertama dan 75-82 pada gim kedua playoff putaran pertama IBL.
Direktur Operasional Hangtuah Ferri Jupry mengakui Satria Muda memang layak dan pantas juara musim ini. "Materi pemain yang mereka punya hampir 50 persen pemain timmas serta sudah punya pengalaman level internasional. Mental juara serta chemistry Satria Muda sudah terbangun dengan baik dan cukup lama," kata pria yang juga menjabat asisten manajer timnas Indonesia di FIBA Asia Cup 2022.
Ia mengatakan, tim lain harus mempersiapkan materi pemain paling tidak yang memiliki mental petarung dan berpengalaman bermain di level final four jika ingin menandingi Satria Muda. Apalagi waktu untuk mempersiapkan tim musim depan dinilainya tidak panjang.
Sementara pelatih baru Bima Perkasa Jogja Efri Meldi menilai, aspek pelatih, pertahanan, dan pemain cadangan Satria Muda menjadi penentu gelar juara Satria Muda.
"Ya, saya datang langsung nonton final dua game. Respek untuk Satria Muda dan Pelita Jaya, khususnya ke pelatih lokal coach Youbel Sondakh dan coach Fictor Roring," ujar Efri.
Ia menilai Satria Muda memiliki skuad merata dengan pemain cadangan sangat berkontribusi. Menurut Efri, pada gim kedua sangat terlihat sekali kontribusi para pemain ini.
"Justru Pelita Jaya kebalikannya, Satria Muda bisa mengejar dan membalikkan keadaan waktu lawan memasukan bench player mereka. Size Satria Muda yang rata membuat mereka lebih solid waktu defense," ujar Efri.